Sebuah penelitian oleh Journal Science, seperti yang dilansir dari BBC,
menyatakan bahwa tidur merupakan proses membuang racun-racun yang ada
di kepala Anda, setelah seharian berpikir keras. Tim peneliti dari
Amerika menyebut proses ini sebagai 'Waste Removal System'.
Proses pembersihan otak ini ternyata memiliki peran yang sangat besar untuk membuat otak Anda tetap berfungsi optimal. Sebab, proses pembersihan akan sekaligus memperbaiki memori-memori yang ada di otak.
Lebih lanjut lagi, tim peneliti dari University of Richester Medical Centre menyebutkan bahwa otak sesungguhnya memiliki energi yang terbatas. Untuk itu, menurut Dr Maiken Nedergaard, seseorang harus memilih apa yang harus dilakukan otak; 'awake and aware' atau 'asleep and cleaning up'.
Melalui penemuan yang dihasilkan, para ilmuwan bersepakat bahwa otak memiiki glypmhatic system yang berfungsi untuk membawa hal yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari otak. Glymphatic system ini bekerja sepuluh kali lebih aktif jika dalam kondisi sedang tertidur.
Mengomentari penelitian ini, Dr Neil Stanley pun berkata bahwa mempelajari bagaimana tidur dapat membersihkan otak dari racun-racun yang telah masuk, merupakan sesuatu yang menarik.
Tidak hanya itu, seorang dosen dari Surrey University, bernama Dr Raphaelle Winsky-Sommerer pun mengatakan bahwa sebenarnya tidak mengejutkan kala kondisi psikologi manusia berubah ketika tidur. Penelitian tentang bagaimana tidur dapat menjadi proses pembersihan pun merupakan sebuah kemajuan yang baru. Signifikansi tersebut mungkin menunjukkan bahwa tidur dapat memberikan kontribusi untuk pemulihan fungsi sel-sel otak, sekaligus sebagai perlindungan.
Proses pembersihan otak ini ternyata memiliki peran yang sangat besar untuk membuat otak Anda tetap berfungsi optimal. Sebab, proses pembersihan akan sekaligus memperbaiki memori-memori yang ada di otak.
Lebih lanjut lagi, tim peneliti dari University of Richester Medical Centre menyebutkan bahwa otak sesungguhnya memiliki energi yang terbatas. Untuk itu, menurut Dr Maiken Nedergaard, seseorang harus memilih apa yang harus dilakukan otak; 'awake and aware' atau 'asleep and cleaning up'.
Melalui penemuan yang dihasilkan, para ilmuwan bersepakat bahwa otak memiiki glypmhatic system yang berfungsi untuk membawa hal yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari otak. Glymphatic system ini bekerja sepuluh kali lebih aktif jika dalam kondisi sedang tertidur.
Mengomentari penelitian ini, Dr Neil Stanley pun berkata bahwa mempelajari bagaimana tidur dapat membersihkan otak dari racun-racun yang telah masuk, merupakan sesuatu yang menarik.
Tidak hanya itu, seorang dosen dari Surrey University, bernama Dr Raphaelle Winsky-Sommerer pun mengatakan bahwa sebenarnya tidak mengejutkan kala kondisi psikologi manusia berubah ketika tidur. Penelitian tentang bagaimana tidur dapat menjadi proses pembersihan pun merupakan sebuah kemajuan yang baru. Signifikansi tersebut mungkin menunjukkan bahwa tidur dapat memberikan kontribusi untuk pemulihan fungsi sel-sel otak, sekaligus sebagai perlindungan.