Showing posts with label Sepakbola. Show all posts
Showing posts with label Sepakbola. Show all posts

Saturday 8 December 2012

Paolo Maldini : 10 Momen Karier Terbaik

Paolo Maldini menorehkan banyak prestasi, baik di level klub maupun tim nasional. Dari semua yang sudah dicatatnya, kami rangkumkan sepuluh momen terbaik dalam karirnya.

10. Debut

20 Januari 1985 - Udinese vs Milan (1-1) "Kamu ingin bermain di mana, kiri atau kanan?" tanya Nils Liedholm, pelatih AC Milan saat itu di jeda pertandingan. "Anda yang putuskan," jawab Paolo yang saat itu masih berusia 16 tahun. Pelatih Swedia itu kemudian memposisikannya di kanan mengisi tempat Sergio Battistini dan lahirlah seorang legenda.

9. Pertama Untuk Italia
14 Juni 1988 - Italia vs Spanyol (1-0) Paolo Maldini semakin menancapkan cakarnya di sepakbola dunia dengan menjadi salah satu pemain yang paling dikenal mulai tahun itu. Saat itu dia berusia 19 tahun  dan sekaligus mengantar Italia menang atas Spanyol 1-0 berkat gol tunggal Gianluca Vialli.


8. Scudetto Pertama
15 Mei 1988 - Como vs Milan (1-1) AC Milan meraih gelar scudetto pertama mereka sejak musim 1978/79. Sukses di tahun ini juga menjadi awal bagi Maldini mengoleksi gelar dan medali juara.

7. Hancurkan Barcelona
18 Mei 1994 - Milan vs Barcelona (4-0) Setelah kalah di tahun sebelumnya, Milan berhasil tampil di final Piala Champions berturut-turut. Barcelona yang menjadi lawan mereka dibuat tak berdaya di partai itu, terutama di barisan depan karena keberadaan Maldini di posisi bek. Setelah meluluhlantakkan Barca 4-0, Milan pun mengangkat tropi juara.

6. Penakluk Duo Brasil
17 Juli 1994 - Brasil vs Italia (3-2)
Paolo Maldini nyaris saja memenangi tropi Piala Dunia pertamanya di tahun itu. Sayang Italia kalah lewat drama adu penalti. Namun yang membuatnya spesial adalah kemampuan Maldini menghentikan duo terbaik Brasil, Bebeto dan Romario di waktu normal.

5. Kuartet Tangguh Italia

12 Februari 1997 - Inggris vs Italia (0-1)
Di tahun ini terbentuk lini belakang Italia paling tangguh di eranya, yang kemudian dikenal sebagai pertahanan gerendel. Paolo Maldini menjadi pengendali lini belakang dibantu Ciro Ferrara, Alessandro Costacurta dan Fabio Cannavaro. Sampai saat ini, ketangguhan empat pemain Italia itu belum ada yang bisa mengalahkan.

4. Hanya Tiga Bek? Tak Masalah

29 Juni 2000 - Belanda vs Italia (3-1) Di momen ini Paolo Maldini kembali membuktikan ketangguhannya memimpin lini belakang Italia. Di semifinal Piala Eropa 2000 melawan Belanda yang kental dengan total football-nya, Maldini bisa menahan gempuran lawan meski hanya ditemani dua koleganya, Cannavaro dan Nesta, setelah di menit 35 Gianluca Zambrotta diusir keluar. Hebatnya, Maldini cs lolos ujian itu dan akhirnya menang dan lolos ke final lewat drama adu penalti.

3. Catat Rekor

7 Oktober 2000 - Italia vs Rumania (3-0)
Laga kualifikasi Piala Dunia 2002 itu menjadi partai spesial bagi Paolo Maldini karena dia mencatat caps terbanyak dengan 113 laga untuk Italia. Kemenangan 3-0 menjadi hadiah lain yang diterima Maldini setelah sebelum laga juga mendapat penghargaan berupa tropi spesial yang diberikan langsung oleh Giovanni Trapattoni, Cesare Maldini, Arrigo Sacchi dan Dino Zoff.

2. Dua Gol Kemenangan

2 Oktober 2005 - Milan vs Reggina (2-1) Ketika lini depan tidak produktif, Paolo Maldini membuktikan dirinya juga bisa diandalkan untuk membawa timnya menang. Dia mencetak dua gol lewat kaki dan kepalanya dan membawa Milan meraih tiga poin atas Reggina berkat kemenangan 2-1.

1. Liga Champions Terakhir

23 Mei 2007 - Milan vs Liverpool (2-1)
Maldini mengangkat tropi juara untuk kali kedua sebagai kapten AC Milan di usia 38 tahun setelah menundukkan Liverpool 2-1 di Athena.
Forza Paolo Maldini !
Forza AC.Milan 1899 Cuore Sempre !
read more

(Ultras Tifosi) : Suporter Garis Keras Italia


Di sepakbola Italia, Ultras dikenal sebagai Tuhan didalam stadion, merekalah yang berkuasa. Biasa bertempat di tribun di belakang garis gawang, dimana di tribun tersebut memiliki kekhususan, yaitu polisi tidak diperkenankan berada di tribun ini atau muncul masalah. Seperti kita lihat pada partai derby, Roma - Lazio, dimana ultras dapat membatalkan pertandingan dengan isu ada anak kecil yang ditembak polisi. Di Italia ultras ini, mereka memiliki tradisi, yaitu pertempuran antar grup ultras, artinya sah-sah aja kalo salah satu grup ultras berkelahi dengan grup ultras lainnya, dan sebagai bukti kemenangan, maka bendera dari grup ultras yang kalah akan diambil oleh sang pemenang. Kode etik dari ultras lainnya ialah, seburuk apapun para tifosi ini mengalami kekejaman dari tifosi lainnya, maka tidak diperkenankan untuk lapor polisi.
Hal inilah yang membuat salah satu grup ultras Milan yaitu Fossa Dei Leoni (FDL) dinyatakan bubar, karena menjelang pertandingan Milan melawan Juventus beberapa musim yang lalu, seorang tifosi garis keras Milan melambaikan bendera Viking Juve. Dalam tradisi ultras Italia, apabila ada grup tifosi lain yang memiliki flags dari musuhnya, maka berarti bahwa grup tifosi tersebut berhasil menaklukan atau mempermalukan musuhnya tersebut, tetapi ada syaratnya, bendera tersebut bukan diperoleh dari dicuri, atau diambil tanpa sepengetahuan grup ultras lawan tersebut melainkan harus dari open fight.
Masalah timbul, karena tifosi FDL ini memperoleh bendera Viking JUVE bukan dari open fight, melainkan dari menemukan di jalan. Viking JUVE tidak terima dengan hal tersebut, sehingga mereka mencegat tifosi Milan di Eindhoven setelah partai liga Champions PSV - Milan, mereka mencegat dengan menggunakan senjata tajam dan berhasil merebut bendera FdL.
Timbul masalah, karena hal tersebut, FdL lapor polisi, padahal dalam kode etik italian ultras, polisi adalah hal yang di haramkan alias A.C.A.B (All Cops Are Bastards). FdL semakin mendapat tekanan dari grup tifosi Milan yang lainnya, seperti Brigate Rossonere, sehingga grup tifosi tertua ini (1968) menyatakan mundur dan membentuk grup baru yaitu Guerrieri Ultras. Banyak yang bilang, bubarnya FdL juga disebabkan konflik internal, selama ini FdL lah yang berada di belakang aksi koreografi tifosi Milan, BRN ingin mengambil peran itu.

Kekerasan juga menjadi hal yang buruk dalam sejarah ultras di Italia, tetapi diluar itu, mereka juga memiliki kode etik tersendiri dalam kehidupannya.
Biasanya grup ultras akan bertempat di suatu tribun di stadion di Italia, dan dipimpin oleh seseorang yang disebut CapoTifoso. Masalah timbul apabila ada seseorang (diluar grup ultras) yang telah memiliki tiket resmi, dan sudah antri untuk masuk ke tribun yang kebetulan ditempati ultras dan mendapat tempat yang nyaman, tetapi ketika grup ultras masuk, maka orang tersebut akan diusir dari tempat duduknya, memang tidak fair. Kekuatan tersendiri di tribun tersebut, apabila ia memerintahkan untuk melempar benda-benda kelapangan, maka akan dilemparkan benda tersebut ke lapangan, tetapi apabila ia melarang, maka tidak ada satupun tifosi yang berani melawannya.

Diluar kekerasan yang mereka lakukan, tetapi mereka cukup kreatif dengan koreografinya.
Dalam musim lalu, Milan memiliki 2 grup tifosi terbesar yaitu Fossa Dei Leoni dan Brigate Rossonere. Diluar itu masih ada grup-grup kecil lainnya seperti Alternativa, PanthersMilan, Torcida dan lain-lain.
Mereka bertempat di Curva Sud stadion Giuseppe Meazza, sektor 17, dan dipimpin seorang CapoTifoso bernama Giancarlo Carpelli, berusia 60an dan dikenal dengan nama il Barone.
Haram bagi Setiap Milanisti untuk duduk di curva Nord (utara), walaupun mereka tdk mendapatkan tiket lagi untuk tribun selatan, barat & timur stadion.
4 November'09, untuk pertama kalinya Alternativa Rossoneri bersama Torcida tidak bergabung di curva sud, Melainkan duduk di curva nord pada partai matchday ke 4 Milan-Madrid musim ini..
mereka menentang dan memprotes kebijakan Capelli selaku capotifoso Brigate Rossoneri yg menghina il capitano Paolo Maldini di partai perpisahan vs Roma, 24 Mei'09 silam..
Tahun 2005, Fossa Dei Leoni dibubarkan dan dibentuk grup tifosi baru yaitu Guerrieri Ultras. Mereka memiliki beberapa koreografi yang menawan,
Berikut kelompok-kelompok besar Ultras Milan / Curva Sud:
Brigate Rossoneri (BRN)
Merupakan penggabungan dari dua kelompok kecil Curva Sud (selatan, di belakang gawang) CAVA DEL DEMONIO dan ULTRAS..Penampilan pertama mereka adalah pada pertandingan Bologna - Milan, 10 Oktober 1975.

Guerrieri Ultras
Merupakan kelompok baru ultras Milan yang di bentuk dari para Ex-FDL (Fossa de Leoni) yang bubar pada tahun 2005, tujuannya untuk menutup 'bolong' di Curva Sud sejak ditinggal FDL, mereka punya kebijakan non Politik (seperti pendahulunya FDL) dengan kebijakan "neither red nor black, only red and black"

Alternativa Rossonerra
Dibentuk pada tahun 1994, sama seperti kelompok lainnya berposisi di Curva Sud. Mereka mempunyai beberapa jaringan organisasi diluar kota Milan.

Commandos Tigre
Dibentuk tahun 1967, merupakn kelompok pendukung yang tadinya berada di Curva Nord (utara) sampai tahun 1985 kemudian pindah ke Curva Sud untuk bersama2 dengan ultras lain memperkuat barisan. Kelompok ini bersifat universal dan non-rasis.

Fossa De Leoni (FDL)
Dibentuk tahun 1968,merupakan kelompok yang paling kreatif dalam membentuk kreo2 di Curva Sud, pada awalnya kelompok ini terdiri dari orang2orang dekat misal : teman sekolah, kelompok pekerja, dll. Kelompok ini bubar pada tahun 2005.

GRAZIE... 
Forza Ragazzi!
AC.Milan Siamo Noi
read more

A.C MILAN : Sejarah dan Kejayaan dari Masa ke Masa


AC.Milan adalah sebuah klub sepakbola yang bermarkas di Milan, Lombardy, Italia. Pertama kali dibentuk dan didirikan tepatnya pada 16 Desember 1899.

Namun Milan bukanlah sebuah klub sepakbola saat pertama didirikan, melainkan sebuah klub kriket. Adalah ekspatriat asal Inggris Alfred Edwards dan Herbert Kilpin yang berinisiatif mendirikan klub ini. Karena dua orang itulah nama klub ‘Milan‘ tetap dipertahankan hingga kini, yang sempat diwacanakan untuk mengganti nama sebagai Milano, yang disesuaikan dengan dialek Italia.
Associazione Calcio Milan Italia (dipanggil A.C. Milan atau Milan saja) adalah sebuah klub sepak bola Italia yang berbasis di Milan. Mereka bermain dengan seragam bergaris merah-hitam dan celana putih (kadang-kadang hitam), sehingga dijuluki rossoneri ("merah-hitam"). Milan adalah tim tersukses ketiga dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Seri A 18 kali dan Piala Italia 5 kali.
Klub ini didirikan pada tahun 1899 dengan nama Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards, seorang ekspatriat Inggris Sebagai penghormatan terhadap asal-usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan bahasa Inggris nama kotanya (Milan) daripada menggunakan ejaan bahasa Italia Milano
Pada tahun 1908, klub ini mengalami perpecahan. Masalahnya adalah ketidaksepakatan antara beberapa pihak terkait mendatangkan pemain asing. Akhirnya, untuk mewadahi keinginan itu, terbentuklah klub yang bermaterikan pemain asing yang kini dikenal sebagai Internazionale Milano

Adapun Milan selalu identik dengan warna hitam merah. Karena hal itu pula Milan mendapat julukan  Rossoneri. Ada filosofi tersendiri terkait pemilihan warna itu, yaitu merah mengartikan semangat berapi-api pemain Milan dan hitam sebagai penanda ketakutan tim lawan.
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh taipan media pemilik jaringan TV Mediaset Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.
Milan bermarkas di San Siro, yang secara resmi disebut Stadio Giuseppe Meazza. Meazza sendiri merupakan mantan pemain Milan, dan juga rival sekota mereka, Inter. Adapun nama San Siro diambil dari lokasi distrik di mana stadion itu berada. Namun bagi para suporter Rossoneri sendiri lebih menyukai dan sering memakai nama stadion San Siro, sedangkan Fans Inter memakai nama Giuseppe Meazza.
Stadion tim saat ini adalah Stadion Giuseppe Meazza yang berkapasitas 85.000 orang. Stadion ini juga dikenal dengan nama San Siro, karena berada di distrik San Siro. Stadion ini digunakan bersama dengan Internazionale, klub lain di Milan. Stadion ini dipakai ketika Seri A melaksanakan partai antara klub kota Milan, Derby della Madonnina (Ibu segala derby). Nama ini diberikan untuk penghormatan kepada patung bunda Maria yang berada di Milan (sering disebut Madonnina atau ibu), serta karena rivalitas keduanya yang sangat sengit karena keduanya sama-sama tim jajaran atas terhebat di Italia, atmosfer pertandingannya melebihi pertandigan derby manapun. Suporter AC Milan menggunakan "San Siro" untuk menyebut stadion itu karena dulunya Giuseppe Meazza, merupakan seorang pemain bintang bagi Inter (meski dia pernah membela Milan selama satu musim). Tetapi, pada masa mendatang, ada wacana untuk memindahkan homebase Milan ke stadion baru, seperti yang diungkapkan wakil presiden Adriano Galliani pada tahun 2006

Pada 19 Desember 2005, wakil presiden Milan Adriano Galliani mengumumkan pihaknya serius mempertimbangkan keluar dari San Siro dan mencari atau membuat stadion baru dengan standar stadion sepakbola, yaitu tanpa lintasan atletik dan sebagainya. Sejauh ini keinginan tersebut belum terealisasi.

Dekade AC.Milan dari tahun 1990
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević ('17)('18), Gianluigi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27)('48)('58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).

1996-1997
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Christian Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus. 
2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK dari Turki dan raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.
2001-2002
Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi harapan direksi.
 
Era 2002 - 2012
Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka rossoneri-pun semakin ditakuti.
Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang "hijrah ke London", tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:
  • Kaka, pindah ke Real Madrid. Nilai transfernya ± 67 juta Euro
  • Paolo Maldini, bek legendaris Milan ini memutuskan untuk pensiun
  • Yoann Gourcuff, memutuskan untuk tetap di Bordeaux.
 
Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City. Awal musim, Milan dikejutkan dengan kekalahan 0-2 dari tim promosi A.C. Cesena, meski dalam pertandingan tersebut baik Ibrahimovic maupun Robinho memulai debutnya. Pada pertandingan derby tanggal 14 November 2010, Milan mengalahkan Internazionale di Giuseppe Meazza dengan gol tunggal penalti Ibrahimovic. Pada transfer paruh musim, Milan memboyong sejumlah pemain anyar seperti Antonio Cassano dari U.C. Sampdoria, Mark van Bommel dari Bayern München, dan Nicola Legrottaglie dari Juventus F.C.
 
Pelatih Terkenal AC.Milan :
Herbert Kilpin
        Salah satu pendiri AC Milan sekaligus pelatih pertama Milan.
Carlo Ancelotti
        Sumbangsihnya terhadap Milan adalah menyumbang 2 trofi Seri A dan 2 trofi Liga Champions sebagai pemain, serta 2 trofi Liga Champions dan 1 trofi Seri A sebagai pelatih.
Cesare Maldini
        Sebagai pemain dia menyumbang 4 trofi Seri A dan 1 trofi Liga Champions.
Arrigo Sacchi
        Pelatih yang membawa Milan mendapat predikat "The Dream Team", memenangkan 1 trofi Seri A, dan 2 trofi Liga Champions berturut-turut.
Fabio Capello
        Suksesor dari Sacchi, di tangannya, Milan menjadi semakin gemilang. Menyumbangkan 4 trofi Seri A dan 1 trofi Liga Champions.
Nereo Rocco
        Pelatih jenius Milan yang mengembangkan taktik catenaccio[35][36][37]. Menyumbangkan 2 trofi Seri A, 1 trofi Liga Champions, dan 1 trofi Piala Winners.
Vittorio Pozzo
        Pelatih legendaris Italia, meski pada masanya Milan tidak terlalu bersinar, Ia membuktikan diri bahwa dirinya adalah pelatih jenius dengan menemukan formasi Metodo (2-3-2-3), formasi yang menyeimbangkan antara serangan dan pertahanan.
Nils Liedholm
        Melatih Milan selama 3 generasi (1963-1966, 1977-1979, dan 1984-1987), Liedholm menyumbangkan 4 trofi Seri A.
Leonardo de Araújo
        Pelatih Milan pertama yang berasal dari Brasil.
Massimiliano Allegri
        Membawa AC Milan memenangi Serie A pertama kali sejak musim 2010-2011

Prestasi
Milan adalah salah satu klub tersukses di Italia, mengumpulkan 29 tropi di berbagai kompetisi domestik dan menjadi klub yang kerap menjadi juara di ajang internasional, yaitu dengan memenangi 14 tropi kejuaraan Eropa dan 4 titel juara dunia. Hanya Boca Junior yang bisa menyamai prestasi itu.
Milan masih mendapat ‘satu bintang’ di kostum mereka, yang menunjukkan Milan telah memenangi 10 kompetisi domestik Serie A. Milan juga diperbolehkan mengenakan kostum dengan Badge of Honour UEFA saat mengikuti kompetisi Liga Champions mengingat mereka sudah memenangi lima kejuaraan.
Di beberapa kejuaraan dan kompetisi, Milan juga mencatat rekor tersendiri sebagai tim yang paling sukses. Di SuperCoppa Italia misalnya, Milan mengumpulkan lima tropi (1988; 1992; 1993; 1994; 2004). Demikian juga di Piala SUper Eropa (1989; 1990; 1994; 2003; 2007) dan Piala Interkontinental (1969; 1989; 1990).

Kejuaraan Nasional

Perayaan scudetto Milan musim 2003/2004
  • small shield with the italian flag Seri A:
  • Juara (18): 1901; 1906; 1907; 1950-51; 1954-55; 1956-57; 1958-59; 1961-62; 1967-68; 1978-79; 1987-88; 1991-92; 1992-93; 1993-94; 1995-96; 1998-99; 2003-2004; 2010-2011
  • Runner-up (15): 1902; 1947-48; 1949-50; 1951-52, 1955-56, 1960-61; 1964-65; 1968-69; 1970-71; 1971-72; 1972-1973; 1989-90; 1990-91; 2004-05; 2011-12
  • Seri B:
  • Juara (2): 1980–81; 1982–83
  • Badge of the Coppa Italia Copa Italia:
  • Juara (5): 1966–67; 1971–72; 1972–73; 1976–77; 2002-03
  • Runner-up (7): 1941–42; 1967–68; 1970–71; 1974–75; 1984–85; 1989-90; 1997-98
  • Piala Super Coppa Italia Piala Super Italia:
  • Juara (6): 1988; 1992; 1993; 1994; 2004; 2011
  • Runner-up (3): 1996; 1999; 2003

Kejuaraan Eropa


Euforia kemenangan AC Milan di Liga Champions 2007
  • Piala/Liga Champions:
  • Juara (7): 1962-63; 1968-69; 1988-89; 1989-90; 1993-94; 2002-03; 2006-07
  • Runner-up (4): 1957-58; 1992-93; 1994-95; 2004-05
  • Piala Super Eropa:
  • Juara (5): 1989; 1990; 1994; 2003; 2007
  • Runner-up (2): 1973; 1993
  • Trofeo Coppa delle Coppe Piala Winners:
  • Juara (2): 1967–68; 1972–73
  • Runner-up (1): 1973–74

 

Kejuaraan Dunia

  • FIFA Club World Cup Piala Interkontinental / Piala Dunia Antarklub FIFA:
  • Juara (4):1969; 1989; 1990; 2007
  • Runner-up (4): 1963; 1993; 1994; 2003

Kejuaraan lainnya

  • Piala Latin (Piala yang paling penting bagi klub-klub Eropa pada tahun 40-an dan 50-an. Diselenggarakan sejak 1949 hingga 1957 antara juara-juara Perancis, Italia, Portugal dan Spanyol. Kejuaraan ini menghilang setelah dimulainya Piala Champions.):
  • Juara (3): 1951; 1956
  • Runner-up (1): 1953
  • Piala Mitropa:
  • Juara (1): 1981-82
  • Piala Kejuaraan Dubai
  • Juara (3): 2009, 2011, 2012
  • Trofi Santiago Bernabéu
  • Juara (2): 1988, 1990
  • Runner-up (1): 1999
  • Trofeo Luigi Berlusconi
  • Juara (12): 1992, 1993, 1994, 1996, 1997, 2002, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2011
  • Runner-up (9): 1991, 1995, 1998, 1999, 2000, 2001, 2003, 2004, 2010
Untuk "beberapa tahun" belakangan, lambang Milan memakai sentuhan bendera Milan (flag of Milan), yaitu lambang yang terlihat seperti lambang salib berwarna merah pada lambang Milan, yang aslinya adalah bendera dari Saint Ambrose. Panggilan Milan yang lainnya, Il Diavolo Rosso (setan merah) berasal dari lambang bintang yang dikenakan Milan di atas lambang klubnya. Bintang tersebut dikenakan Milan pada 1979 karena Milan sudah memenangkan lebih dari sepuluh gelar lokal (scudetto Seri A). Saat ini, lambang klub Milan adalah untuk dipersembahkan kepada bendera Comune di Milano, dengan singkatan ACM di atas dan tahun berdirinya 1899 di bawah

Basis pendukung secara sejarah, AC Milan (dipanggil dengan "Milan" saja di Italia) didukung oleh kaum pekerja dan kelas buruh di Milan yang umumnya merupakan para pendatang dari daerah Italia selatan (atas dasar itulah julukan "Casciavit" / obeng diberikan untuk Milan), sementara Inter lebih didukung orang-orang kaya. Meskipun begitu, pada beberapa tahun terakhir, basis pendukung telah banyak berubah. Milan kini dimiliki oleh raja media dan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, sementara Inter dimiliki pebisnis garis tengah-kiri, Massimo Moratti. 

Basis pendukung Milan yang disebut Milanisti mayoritas berhaluan politik sayap kiri, berseberangan dengan Inter yang didominasi oleh pendukung yang secara tradisional berhaluan sayap kanan. Grup pendukung (ultras) yang terkenal dari Milan adalah Fossa Dei Leoni yang beraliran ekstrem kiri, dan Brigate Rossonere yang beraliran ekstrem kanan. Menyusul keributan dengan suporter Inter pada derby musim kompetisi 2005/2006, Fossa Dei Leoni membubarkan diri secara organisasi. Meskipun begitu, massa mereka masih setia mendukung Milan di tribun khusus bagian selatan stadion San Siro bersama kelompok lain, dengan sebutan Curva Sud Milano.

Milan juga mensponsori "AC Milan Superleague Formula" dalam ajang balap mobil Superleague Formula (ajang balap mobil formula yang diponsori klub sepak bola, dan balapan sesuai nama klub yang mensponsorinya). Robert Doornbos yang balapan untuk Minardi dan Red Bull Racing di kejuaraan dunia Formula One, akan membalap untuk Milan. Doornbos memenangkan balapan pertamanya untuk tim di Superleague Formula Nürburgring 2008. Doornbos digantikan oleh juara GP2 series, Giorgio Pantano. Penggantian ini menyebabkan Milan adalah peserta pertama yang memakai lebih dari satu pembalap. Di balapan pertama Giorgio, tim AC Milan mengalami masalah pada gearbox - saat pertandingan kualifikasi - yang menyebabkan ia terdampar di grid ke-16 saat balapan pertama. AC Milan memenangkan balapan kedua dari pembukaan musim 2009. Pada musim 2010, Milan menggunakan jasa Yelmer Buurman sebagai pengendara mobil Superleague Formula.

Berdasarkan Deloitte Football Money League yang diterbitkan oleh konsultan Deloitte, di musim 2005/2006, Milan ada di peringkat kelima klub sepak bola dengan pendapatan terringgi di dunia dengan jumlah estimasi pendapatannya 233.7 juta Euro. Saat ini, Milan menempati peringkat keenam dalam daftar Klub Sepakbola Terkaya Di Dunia oleh majalah Forbes, membuat Milan klub sepak bola Italia terkaya.
Fly Emirates adalah sponsor Milan saat ini, di mulai dari musim 2010/2011 dan setidaknya akan bertahan hingga 5 musim ke depan. Perusahaan judi online Austria, bwin.com adalah sponsor Milan yang sebelumnya, dengan kontrak empat tahun dimulai dari musim 2006/2007. Sebelum bwin.com, sponsor Milan adalah Opel, perusahaan mobil asal Jerman. Opel mensponsori Milan selama 12 tahun, dan terpampang selama itu juga dengan logonya, namun, pada musim 2003/2004 dan 2005/2006 nama sponsor Opel di seragam Milan berubah, menjadi Meriva (2003/2004) dan Zafira (2005/2006), dua mobil produk mereka. Seragam dan perlengkpan olahraga Milan saat ini disuplai dari perusahaan manufaktur olahraga Jerman, Adidas, yang kontraknya berakhir pada musim 2017/2018. Kontrak ini membuat Adidas adalah manufaktur resmi semua seragam dan perlengkapan replika Milan. Sebelum Adidas, perusahaan olahraga Italia Lotto adalah manufaktur resmi seragam dan perlengkapan Milan. Tanggal 14 Januari 2008, Milan dan Adidas memperbaharui kontrak kerjasama sampai 30 Juni 2018. Berdasarkan kontrak, Adidas bertanggungjawab terhadap tiga franchise Milan: sponsor terhadap seragam, merchandise Milan, dan distribusi semua produk non-sepak bola Milan

Hymne Lagu AC.Milan
AC Milan juga mempunyai himne yang berjudul "Inno Milan!",diciptakan oleh Tony Renis, pembuat lagu asal Italia.
Bahasa Italia Bahasa Indonesia
Milan milan solo con te
Milan milan sempre per te
Camminiamo noi accanto ai nostri eroi
Sopra un campo verde sotto un cielo blu
Conquistate voi una stella in piã
A brillar per noi
E insieme cantiamo
Milan Milan solo con te, Milan!!
Milan Milan sempre per te
Ooo oo... Ooo oo..
Una grande squadra
Sempre in festa olã¨
Ooo oo... Ooo oo.. Ooo oo..
E insieme cantiamo
Milan Milan solo con te, Milan!!
Milan Milan sempre per te
Con il Milan nel cuore
Nel profondo dell'anima
Un vero amico sei
E insieme cantiamo
Milan Milan solo con te, Milan!!
Milan Milan sempre con te
Ooo oo.. Ooo oo..
Milan Milan hanya dengan anda
Milan Milan selalu untuk anda
Kita berjalan di samping pahlawan kita
Di lapangan hijau, di bawah langit biru
Anda memenangkan bintang utama
Bersinar untuk kita
Dan bersama kami menyanyi
Milan Milan hanya dengan anda, Milan!!
Milan Milan selalu untuk anda
Ooo oo... Ooo oo..
Sebuah tim besar
Juga dalam perayaan
Ooo oo... Ooo oo.. Ooo oo..
Dan bersama kami menyanyi
Milan Milan hanya dengan anda, Milan!!
Milan Milan selalu untuk anda
Dengan Milan di hati
Di kedalaman jiwa
Seorang sahabat sejati anda
Dan bersama kami menyanyi
Milan Milan hanya dengan anda, Milan!!
Milan Milan selalu untuk anda
Ooo oo... Ooo oo..

Fakta Menarik Lain
- Sejak tahun 1997, tak ada lagi pemain Milan yang boleh mengenakan nomor punggung #6 karena sudah dipensiunkan. Hal ini dilakukan untuk memberi penghormatan tersendiri kepada Franco Baresi, ikon Milan di masa lalu.
- Dari tahun 1907 hingga 1950, Milan mengalami paceklik gelar. Periode itu merupakan periode terburuk dalam sejarah Milan.
- Milan memegang rekor sebagai tim yang catatan rekor tak terkalahkannya paling panjang di Serie A, yaitu dalam 58 pertandingan, dimulai saat ditahan imbang Parma 0-0 pada 26 Mei 1991 hingga kalah ironis di kandang sendiri dari Parma 1-0 pada 21 Maret 1993. Di Level Eropa, rekor ini berada di urutan ketiga setelah capaian Steaua Bucharest (104 laga) dan Glasgow Celtics (68 laga).
- Paolo Maldini menjadi salah satu pemain Milan yang masuk dalam buku rekor Serie A sebagai pemain dengan caps terbanyak di kompetisi domestik.
- Maldini juga mensejajarkan dirinya dengan Franco Baresi. Nomor punggung #3 yang semasa aktif dipakainya, kini telah dipensiunkan guna mengenang jasa-jasanya dan akan muncul kembali jika anaknya menjadi pemain profesional Milan.
- Silvio Berlusconi menjadi presiden dengan periode terlama di Milan. Setidaknya selama 20 tahun ia berkuasa di Milan di mulai pada tahun 1986 hingga 2004, yang kemudian dilanjutkan pada tahun 2006 hingga 2008. Piero Pirelli menjadi orang kedua dengan periode kekuasaan terpanjang, yaitu antara 1909 hingga 1928.
- Untuk pelatih, Carlo Ancelotti dan Herbert Kilpin menjadi orang dengan periode kepelatihan terpanjang di Milan dalam satu masa tugas.
Forza AC.Milan Cuore Sempre!
Milan Campione!

read more

Paolo Maldini #3 : Kapten, Pemimpin dan Legenda AC.Milan


Dialah pemain bertahan pertama yang memenangkan trofi dari majalah World Soccer sebagai World Player of the Year pada tahun 2004.
Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Pepatah ini rasanya pantas untuk disandangkan kepada Paolo Maldini. Walau usianya telah memasuki angka kepala empat, tapi performa pemain berambut ikal ini tetap tak ada matinya dalam menjaga lini pertahanan dari klub yang dibelanya, AC Milan.
Maldini adalah anak dari pemain legendaris Italia, Cesare Maldini. Sama seperti ayahnya, nama Maldini kini telah menjadi ikon penting dalam persebakbolaan Italia. Hal ini karena reputasinya yang mengagumkan sebagai defender kelas dunia.
Usia 16 tahun adalah awal kariernya sebagai pemain sepak bola profesional. Milan menjadi klub pertama Maldini. Debutnya bersama I Rossoneri dimulai pada tanggal 20 Januari 1985. Ia tampil pada babak kedua, menggantikan Sergio Battistini yang mengalami cedera. Meski di musim itu Maldini hanya tampil sebanyak satu kali saja, tapi di musim berikutnya namanya selalu masuk dalam starting line-up tim.
Scudetto musim kompetisi 1987-88 adalah trofi pertama yang diraih Maldini bersama Milan. Dua tahun berikutnya, ia bahkan berhasil membawa klubnya menjuarai Super Coppa Italia (1988) dan Coppa Italia (1989-90).
Di tahun yang sama pula, Maldini sukses membawa Milan menjadi jawara dua kali berturut-turut Liga Champions pada musim kompetisi 1988-89 dan 1989-90. Gelar juara Eropa ini semakin lengkap, ketika Maldini sukses membawa Milan menjadi juara di tahun 2007. Ini menjadikan I Rossoneri klub yang berhasil menjuarai Liga Champions sebanyak tujuh kali.
Meski bukan midfielder, tapi Maldini mampu mengontrol jalannya permainan tim. Ia merupakan pemain bertahan yang solid. Keterampilannya membantu serangan tim membuat Maldini terlihat sangat menonjol. Pemain kelahiran Milan ini juga memiliki tendangan yang kuat dan kemampuan menggiring bola yang bagus. Hal ini cukup mengherankan, mengingat Maldini merupakan pemain bertahan.
Prestasinya yang mengagumkannya ini tak heran membuat banyak klub-klub top Eropa banyak yang mendekati dan membujuk Maldini untuk pindah dari San Siro. Tapi ia menolaknya. Di hatinya hanya ada Milan. Sebuah loyalitas yang sangat jarang ditemui di tengah banyaknya pemain sepk bola yang sering berpindah-pindah klub.
Posisi awalnya adalah sebagai bek kiri tetapi ia lebih sering bermain di bek sentral. Bermain untuk AC Milan sejak usia masih 16 tahun merupakan sebuah loyalitas tinggi yang diberikan oleh pemain ini kepada klubnya. Semasa hidupnya ia hanya bermain untuk satu klub saja , AC Milan.
Ia telah bermain di 4 Piala Dunia bersama timnas Italia, 1990, 1994, 1998, dan 2002, dan bermain di tiga kejuaraan Piala Eropa, 1988, 1996, dan 2000, meski belum pernah meraih satu trofipun, ia tetap disegani di timnas sampai sekarang dan masih memegang rekor bermain untuk timnas terbanyak bersama Dino Zoff pendahulunya. Di klubnya AC Milan ia telah meraih banyak trofi seperti juara Liga Serie A sebanyak 7 kali dan 4 kali juara Liga Champions . Dan pernah meraih Bola Emas pada tahun 1994 versi France Football.
Setelah ia pensiun nanti rencananya kaos bernomor punggung 3 itu akan diabadikan untuk sementara sampai anaknya Christian, yang kini masih bermain untuk tim muda AC Milan telah masuk skuad utama, bisa dibilang kini Christian adalah generasi ketiga dari keluarga Maldini, yang sebelumnya Cesare Maldini sekaligus ayah Paolo, juga merupakan pemain sekaligus kapten tim AC Milan, dan juga pernah meraih trofi Liga Champions pada tahun 1963.
Dan kini Paolo Maldini telah bermain untuk AC Milan selama 25 tahun, dedikasinya hanya untuk Italia, AC Milan, dan keluarganya.
 
Tidak banyak yang menyangka gol pertama di final Liga Champions 2004-05 akan dicetak oleh seorang defender. Apa lagi gol tersebut menjadi gol tercepat dalam sejarah Final Liga Champions. Namun, kapten AC MILAN, Paolo Maldini mampu melakukannya.
Stadion Ataturk Olimpiyat, Istambul, menjadi saksi bisu bagaimana seoarang Paolo Maldini bias mencetak Gol dalam tempo waktu 52 detik saja. Bola Kick-off sebanarnya di miliki Liverpool. Namun, The Reds hanya menguasai Bola sekitar 10 detik saja untuk kemudian serangan dikuasai skuad Milan
Berawal dari sebuah serangan dari sisi kiri pertahanan Liverpool, Djimi Traore terpaksa menjatuhkan Kaka yang berusaha menerobos ke kotak Penalti. Ini awal terjadinya gol cepat Maldini. Bola Tendangan bebas yang dilakukan Andrea Pirlo melesat ke arah ruang kosong di depan barisan pertahanan Liverpool.
Maldini yang berdiri sedikit di luar kotak penalty langsung berlari menyambut umpan Pirlo. Sebuah tendangan voli Maldini yang memantul ke tanah tak kuasa dibendung Jerzy Dudek. Gol itu tidak hanya menjadikan Maldini sebagai pencetak gol tercepat di laga final. Namun sekaligus menjadi pemain tertua yang mampu mencetak gol di sebuah Final Liga Champions. Saat mencetak Gol di Istanbul, Maldini sudah berumur 36 tahun.
Kemampuan bertahan yang sempurna, kepemimpinan yang berpengaruh, dan etika kerja keras, semuanya membuat Maldini hampir terasa bagus untuk menjadi nyata. Tah heran ia pun menjadi pemain yang disukai dan sangat dihormati.

Data diri:
Lahir: Jun 26, 1998
Tempat Lahir : Milano
Kewarganegaraan: Italia
Tinggi : 186 cm
Berat badan : 83 kg
Julukan: Il Capitano ; La Bandiera

Penghargaan (Honours) :
Klub AC.Milan :
    Serie A (7): 1987–88, 1991–92, 1992–93, 1993–94, 1995–96, 1998–99, 2003–04
    Coppa Italia (1): 2002–03
    Supercoppa Italiana (5): 1988, 1992, 1993, 1994, 2004
    European Cup/Champions League (5): 1988–89, 1989–90, 1993–94, 2002–03, 2006–07
    UEFA Super Cup (5): 1989, 1990, 1994, 2003, 2007
    Intercontinental Cup (2): 1989, 1990
    FIFA Club World Cup (1): 2007

National team :
    FIFA World Cup Third-place: 1990
    FIFA World cup Runners-up: 1994
    UEFA European Football Championship: Runners-up 2000

Individual :
    Under-21 European Footballer of the Year: 1
        1989

    FIFA World Cup Team of the Tournament: 1
        1994

    UEFA European Championship Team of the Tournament: 3
        1988, 1996, 2000

    FIFA World Cup All-Star Team: 2
        1990, 1994

    UEFA Champions League Final Man of the Match: 1
        2003

    1995 FIFA World Player of the Year: 1
        Silver Award

    Ballon d'Or Bronze Award: 2
        1994, 2003

    Serie A Defender of the Year: 1
        2004

    FIFA 100: 1

    UEFA Team of the Year: 2
        2003, 2005

    ESM Team of the Year: 4
        1994–95, 1995–96, 1999–2000, 2002–03

    FIFPro World XI: 1
        2005

    UEFA Champions League Best Defender: 1
        2007

    Italy captain: 1
        1994–2002

    UEFA Champions League Achievement Award: 1
        2009

    AC Milan all-time highest number of appearances: 1
        902

    UEFA Champions League Record of most appearances: 1
        168

    Serie A highest number of appearances: 1
        647

Records :
    Most appearances in all competitions (Ac Milan):902
    Most league appearances (only Serie A regular-seasons): 647
    Most league appearances for A.C. Milan (only Serie A regular-seasons): 647
    Most UEFA club competitions appearances: 175
    Most UEFA club competitions appearances for A.C. Milan: 175
    Most European competitions appearances: 168
    Most European competitions appearances for A.C. Milan: 168
    Most Uefa Champions League appearances for A.C. Milan: 139
    Most finals played in Uefa Champions League - 8 (tied with Francisco Gento)
    Youngest first-team player (Ac Milan): 16 years and 208 days (against Udinese, 20 January 1985)[31]
    Longest-serving player (Ac Milan): 24 years and 132 days (from 20 January 1985 to 31 May 2009)
    Record of minutes played in the World Cups: 2216

Terima Kasih Paolo atas dedikasimu
Grazie
Forza Numero Tri
Forza AC.Milan
read more

Sunday 14 October 2012

Cristiano Ronaldo dan 30 Wanita Yang Pernah Dekat


Jago di lapangan hijau dan piawai memikat perempuan-perempuan cantik dan seksi. Ia adalah Cristiano Ronaldo.

Mau tahu siapa saja yang pernah berpacaran, mesra atau dekat dengan CR7?


1. Irina Shayk, Model Rusia


Kencan pasangan ini dimulai sejak 2010. Mereka berlibur bersama di Saint-Tropez di Prancis Selatan. Hubungan keduanya masih berlanjut hingga tahun ini, seperti tampak saat ditemui sedang berlibur di pantai setelah Ronaldo gagal membawa Portugal juara Liga Eropa.

Keduanya juga pernah menghabiskan waktu selama lima hari di sebuah kapal pesiar mewah sebelum berangkat ke Afrika Selatan untuk memperkuat Portugal di Piala Dunia.

2. Gemma Atkinson, Model Inggris

Model yang berasal dari Manchester ini, terlibat perselingkuhan saat masih berhubungan dengan Ronaldo pada 2007. Tragisnya, teman kencannya adalah Alan Smith, rekan CR7 di klub Manchester United.

3. Kim Kardashian, Selebritas Hollywood


Sahabat Paris Hilton - mantan teman dekat Ronaldo juga - pernah berciuman dengan Ronaldo di Madrid, Spanyol, pada 2010. Keduanya mengaku menikmati makan malam bersama di Madrid saat kunjungan singkat Kardashian.

4. Imogen Thomas, Mantan Miss Wales


Berhubungan dengan Ronaldo pada April 2010. Kali ini bintang Real Madrid itu yang memburu, di saat Imogen masih menjadi kekasih gelap seorang pemain bola Liga Inggris yang sudah menikah.

5. Letizia Filippi, Model Italia


Juara ketiga kontes Miss Italia ini bertemu dengan Ronaldo saat Musim Panas 2008, ketika pesta di kapal pesiar di sekitar Kepulauan Kapri. "Saya dengar Ronaldo kecanduan seks. Ternyata tidak. Dia sungguh manis," kata Filippi, yang yakin bahwa dialah cinta Ronaldo sesungguhnya.

6. Bipasha Basu, Selebritas Bollywood

Pada sebuah pesta di Lisbon, Portugal, aksi Ronaldo mencium artis terseksi di Asia itu tertangkap kamera. Peristiwa pada 2007 itu terjadi saat pengumuman "Seven New Wonders Of The World". Kemudian keduanya melanjutkan pesta di klub malam malam.

7. Raffaella Fico, Model Italia

Wanita yang menjual keperawanannya seharga $ 1,5 juta ini menegaskan, "(Mario) Balotelli bercinta lebih baik ketimbang Ronaldo." Dua pemain sepak bola itu adalah mantan kekasih Fico. Tragisnya dia mengaku Ronaldo yang mengambil keperawanannya.

8. Luciana Abreu, Selebritas Portugal


Abrue adalah peserta Portugal Idol yang gagal pada 2004. Dia berhubungan dengan Ronaldo pada 2007, setelah namanya terkenal dalam sejumlah acara televisi. Tak banyak yang diceritakan, namun yang pasti, dia kerap mendampingi Ronaldo saat latihan.

9. Gabriela Endringer, Pelatih Fitnes di Portugal


Endringer mengaku dominan saat di kasur. Selama seminggu tinggal bersama Ronaldo, mereka hanya dua kali meninggalkan kamar tidur.  Sisanya ...  Begitulah cara pasangan yang bertemu pada 2009, saat  menghabiskan waktu di sebuah mansion di Cheshire.

10. Isabel Figueir, Model Portugal

Figuer termasuk pasangan kencan Ronaldo, yaitu pada 2005. Setelah hubungan keduanya selesai, Figuer menikahi gelandang Benfica.

11. Maria Sharapova, Petenis Rusia

Ronaldo mengencani Sharapova pada 2008 ketika wanita cantik 23 tahun tersebut memenangi turnamen Australian Open.

12. Diana Chavez, Selebritas


Diana Chavez adalah aktris yang memerankan Woman dalam film The Three Burials of Melquiades Estrada. Ia juga tampil menawan dalam salah satu episode CSI Miami: 'Hot Girl at ATM'. Ronaldo tampaknya tak mengencaninya karena talenta yang dimiliki perempuan seksi ini, melainkan karena Diana memang seksi.

13. Daniele Aguiar, Model Brasil

Aguiar adalah supermodel Brasil. Ronaldo mengencaninya pada tahun 2005.

14. Luana Belletti

Adik kandung Juliano Belletti, mantan pemain Chelsea, ini mulai memperhatikan Ronaldo sejak menjadi pemain Manchester United pada 2009.

15. Nereida Gallardo, Mahasiswi dan Model Spanyol


Bertemu dengan Ronaldo pada Januari 2008 di sebuah klub malam di Mallorca. Bahkan model ini sudah dikenalkan ke keluarga Ronaldo dalam sebuah jamuan makan malam.

16. Paris Hilton, Selebritas Hollywood


Selebritas yang dikenal karena kekayaannya -bukan karena talentanya- pernah kepergok bermesraan dengan Ronaldo saat sebuah pesta di Los Angeles, pada 2009.

17. Karina Bacchi, Model Brasil


Bertemu dengan Ronaldo pada 2007 di Miami, Amerika Serikat. Selanjutnya keduanya diberitakan menghabiskan waktu bersama pada 2007. Mereka bersenang-senang di pantai Utara Sao Paulo, Brasil.

18. Nuria Bermudez, Agen Sepak Bola


Nuria, bukan model atau selebritas, seperti pacar Ronaldo yang lain. Dia adalah seorang agen pemain sepak bola profesional. Namun, Ronaldo masih jatuh cinta dengan dia dan keduanya masih pacaran empat tahun yang lalu.

19. Niki Ghazian, Model Amerika Serikat


Model pakaian renang ini mengaku sudah berhubungan seks dengan Ronaldo, saat bintang Real Madrid tersebut dalam pemulihan dari cedera pergelangan kaki. Keduanya berhubungan pada 2008.

20. Marina Rodriguez, Miss Portugal 2004


Keduanya cocok karena mereka datang dari negara yang sama. Sayangnya, hubungan asmara mereka hanya berlangsung seumur jagung.

21. Mirella Grisales, model dan pembawa acara televisi di Kolombia


Berpacaran dengan Ronaldo pada 2007 sampai 2008. Model ini tertangkap sedang kencan dengan Ronaldo di sebuah pantai di Portugal pada 2008, saat Ronaldo dalam pemulihan cedera pergelangan kaki. "Dia (Ronaldo) memiliki bokong yang Indah," kata Grisales.

22. Merche Romero, Model Portugal


Berpacaran dengan Ronaldo pada 2006. Mereka kencan di sebuah resor di Mediterania. Kendati Ronaldo tidak mau menyebut Romero sebagai pacarnya, tetapi foto pasangan kencan ini memperlihatkan bagaimana "hot"-nya mereka menghabiskan liburan di berbagai tempat, termasuk pantai.

23. Jordana Jardel, Model Brasil


Model yang kemudian terkenal di Inggris lantaran kencan dengan Ronaldo ini adalah adik mantan pemain Sporting Lisbon, Mario Jardel. Mario adalah orang yang memperkenalkan adiknya itu kepada Ronaldo, yang kemudian muncul ke publik pada 2003 sebagai sepasang kekasih.

24. Soraia Chaves, Model Portugal


Chaves dekat dengan Ronaldo pada tahun 2006. Wanita lebih tua dari Ronaldo ini adalah seorang aktris sekaligus model yang terkenal setelah memerankan Amelia dalam film O Crime do Padre Amaro dan Maria di film Call Girl.

25. Luana Belletti, Model Inggris


Luana, keturunan Brasil dan Italia, adalah adik dari pemain Juliano Belleti. Saat berhubungan pada 2009, banyak yang spekulasi bahwa kencan tersebut adalah dendam Ronaldo terhadap Juliano. Tapi setelah melihat cantik dan seksinya Luana, orang pun melupakan anggapan itu. Keduanya menghabiskan waktu berlibur di Italia.

26. Olivia Saunders, Mahasiswi


Saat berkencan dengan Ronaldo pada bulan Februari 2009, Olivia masih berusia 18 tahun yang masih kuliah di Universitas Manchester dan bekerja sebagai tenaga promosi (SPG) di sebuah klub malam. Setahun setelah hubungan mereka tersiar kabar bahwa Saunders melahirkan anak Ronaldo.

27. Alyona Haynes, Model Ukraina


Wanita cantik ini pernah menikah dengan miliarder berusia 50 tahun, John Haynes saat berhubungan dengan Ronaldo pada 2008. Bahkan menurut pengakuan John, istrinya itu menulis pesan singkat lewat ponsel saat keduanya sedang berada di ranjang. Alyona dan Ronaldo bertemu di restoran. Sejak itu, sang model dibanjiri pesan singkat, sampai akhirnya delapan kali kencan di restoran-restoran mahal.

28. Mia Judaken, Model Amerika Serikat


Wanita yang tumbuh di Bel Air, Los Angeles, ini adalah teman dari saudara Ronaldo. Dia menjadi pacar Ronaldo pada tahun 2008. Kencan keduanya terbilang tertutup.

29. Tyese Cunningham, Perempuan Pendamping


Tyese juga dikenal dengan nama Yasmina Beck. Dia adalah seorang escort yang ingin menjadi penyanyi. Kencannya dengan Ronaldo terungkap pada tahun 2008.  Wanita ini mengaku sudah tidur dengan 200 kliennya termasuk Ronaldo, Nani dan Anderson.

30. Carolina Patrocinio, Presenter TV Portugal


Presenter TV di Portugal ini bertemu dengan Ronaldo saat mempromosikan bank Portugal. Dia kemudian menghabiskan tahun baru bersama Ronaldo pada 2007.

Oleh: Budi Suryadinata
Sumber : yahoo vista
read more

Saturday 3 March 2012

10 Sejarah Terburuk Sepakbola Indonesia


Sepuluh. Angka ini mendadak tidak lepas dari benak pikiran serta ramai menjadi pembahasan penggemar sepakbola tanah air, Rabu (29/2) malam lalu. Pasalnya, telah tercipta sejarah yang sayangnya merupakan peristiwa memalukan bagi timnas Indonesia. Pada laga terakhir kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia, Indonesia ditelan tuan rumah Bahrain, 10-0.

Sepuluh gol tercipta ke dalam gawang Andi Muhammad Guntur. Seakan kian melengkapi penderitaan, Samsidar menerima kartu merah pada menit ketiga pertandingan, menyusul kartu merah kepada pelatih Aji Santoso, dan empat kali hukuman penalti yang dijatuhkan wasit Andre El Haddad asal Libanon. Sejarah juga mencatat, tidak ada tim lain setelah Brighton & Hove Albion pada Maret 1989 yang menerima empat hukuman penalti sekaligus pada satu pertandingan.

GOAL.com mencoba merangkum sepuluh hasil pertandingan terburuk yang pernah dialami Indonesia sepanjang sejarah. Definisi "terburuk" tidak mesti berarti kekalahan dengan skor besar, tetapi juga hasil-hasil mengejutkan dan di luar dugaan yang mencegah terwujudnya mimpi Indonesia untuk berprestasi. Sepuluh pertandingan ini juga dipilih berdasarkan dampaknya terhadap perkembangan sepakbola tanah air secara keseluruhan. Dengan demikian, kekalahan 7-1 dari Uruguay, misalnya, pada laga ujicoba tidak masuk dalam catatan.

Catatan hasil-hasil ini juga tidak dimaksudkan untuk menghujat, melainkan dilakukan dengan semangat pembelajaran dari pengalaman yang sudah dialami Indonesia. Sepakbola tidak melulu soal kemenangan, tetapi juga bagaimana caranya bangkit dari keterpurukan.

1. Mogok di debut regional, vs Thailand 1-1, SEA Games 1977
Untuk kali pertama Indonesia berpartisipasi di pesta olahraga negara Asia Tenggara, SEA Games. Di cabang sepakbola, Indonesia disematkan status favorit karena sudah langganan tampil di turnamen antarnegara seperti Merdeka Games, Piala Raja Thailand, atau Piala Presiden Korea Selatan. Status favorit kian lantang ketika Indonesia mampu mengalahkan tuan rumah Malaysia 2-1 pada laga debut SEA Games. Setelah laga itu, skuad Indonesia menuding kubu tuan rumah menerapkan strategi tidak sportif dengan jadwal ketat. Puncaknya terjadi ketika di laga semi-final Indonesia memprotes kepemimpinan wasit Othman Omar, asal Malaysia, yang dianggap berat sebelah. Pemain Indonesia berkelahi dengan Thailand dan wasit menghentikan pertandingan pada menit ke-60 pada kedudukan 1-1. Indonesia menolak melanjutkan laga sehingga panitia memberikan kemenangan kepada Thailand. Indonesia pun melanjutkan protes dengan mogok bertanding pada pertandingan perebutan medali perunggu melawan Burma.

2. Super-Mokh membungkam Senayan, vs Malaysia 0-1, SEA Games 1979
Setelah kasus mogok pada partisipasi debut, Indonesia berhasil melaju ke babak puncak SEA Games 1979 yang digelar di kandang sendiri. Ratusan ribu pasang mata memadati Senayan berharap Indonesia mampu melengkapi gelar juara umum dengan medali emas cabang primadona, sepakbola. Apalagi musuh di laga puncak adalah seteru abadi, Malaysia. Harapan masyarakat Indonesia musnah di kaki penyerang legendaris Harimau Malaya, Mokhtar Dahari. Memanfaatkan kecerobohan Ronny Pattinasarany, pemain berjuluk Super-Mokh itu berhasil membobol gawang Ronny Paslah pada menit ke-21. Indonesia gagal membalas sepanjang sisa pertandingan dan rivalitas dua negara tetangga ini pun kian dalam.


2. Raksasa melawan liliput, vs Fiji 3-3, Kualifikasi Piala Dunia 1982
Indonesia tak mampu mengalahkan Fiji, negara seukuran provinsi Nusa Tenggara Barat, dalam dua pertemuan pada kualifikasi Piala Dunia 1982. Tergabung di Sub Grup A kualifikasi Piala Dunia 1982 bersama Selandia Baru, Australia, Taiwan, dan Fiji, Indonesia nyaris saja terhempas menjadi juru kunci. Hasil buruk dibukukan pada empat laga pertama ketika dibekuk Selandia Baru 2-0 dan 5-0, kandang dan tandang, menyerah 2-0 dari Australia di Melbourne, dan bermain imbang 0-0 melawan tuan rumah Fiji. PSSI memutuskan mengganti pelatih Harry Tjong dengan Endang Witarsa. Di Senayan, dua hari sebelum melawan Fiji, seperti dilansir Tempo, manajer Syarnoebi Said akan menyuruh pemain Indonesia bersumpah guna menepis kecurigaan kemungkinan disuap. Di lapangan, Indonesia sempat unggul 3-1 sebelum akhirnya disamakan 3-3 oleh Fiji hingga pertandingan berakhir. Beruntung Indonesia selamat dari posisi juru kunci setelah menaklukkan Australia 1-0 pada laga pamungkas yang sudah tidak menentukan.

4. Antiklimaks Garuda 1, vs Thailand 0-7, SEA Games 1985
Hanya empat bulan setelah sukses menjuarai Sub Grup B kualifikasi Piala Dunia 1986 dan hanya kalah dari Korea Selatan yang lolos ke Meksiko, Indonesia tidak tampil dengan standar yang sama di SEA Games di Thailand. Padahal Indonesia tampil dengan sisa-sisa skuad Garuda 1 yang berlatih khusus di Brasil. Bedanya, Bertje Matulapelwa ditunjuk menjadi pelatih menggantikan Sinyo Aliandoe. Pada partisipasi kali ini, Indonesia hanya mampu bermain imbang sekali dalam empat pertandingan. Puncaknya adalah kekalahan telak 7-0 dari tuan rumah Thailand di semi-final. Usai SEA Games, Bertje tetap dipercaya PSSI menangani timnas. Seperti diketahui, Bertje kemudian sukses membawa Indonesia menempati peringkat keempat Asian Games 1986. Kegagalan SEA Games rupanya menjadi pelecut Indonesia untuk melaju jauh di Asian Games dan kemudian sukses menjuarai SEA Games 1987 yang digelar di Jakarta.

5. Gol bunuh diri Mursyid Effendy, vs Thailand 2-3, Piala Tiger 1998
Untuk menghindari tuan rumah sekaligus favorit Vietnam di semi-final, Indonesia dan Thailand "menolak" menang pada pertandingan terakhir babak penyisihan Grup A. Kedua tim sudah dipastikan lolos ke semi-final, tetapi hasil imbang saja sudah cukup bagi Thailand untuk menempati posisi runner-up dan terhindar dari laga melawan Vietnam. Ketidakseriusan memuncak usai jeda. Indonesia memimpin dua kali sebelum selalu disamakan Thailand. Puncaknya, pada menit ke-90 Mursyid Effendi melesakkan bola ke dalam gawang sendiri! Thailand menang 3-2 dan berhadapan dengan Vietnam di semi-final. Ketua Umum PSSI Azwar Anas menyambut kepulangan timnas di bandara dan sambil berlinang air mata menyatakan pengunduran diri karena insiden memalukan itu. Setelahnya, Mursyid juga mendapat sanksi larangan bermain untuk timnas seumur hidup oleh FIFA.

6. Antiklimaks di Negeri Tirai Bambu, vs Cina 0-5, Piala Asia 2004
Bersama pelatih Bulgaria yang senantiasa didampingi penerjemah bahasa Indonesia, Ivan Kolev, membawa Garuda mengejutkan Asia dengan menundukkan Qatar 2-1 pada laga perdana Grup A Piala Asia 2004. Hasil tersebut menyebabkan Qatar memecat pelatih Philippe Troussier. Optimisme pun melambung karena minimal Indonesia membutuhkan satu poin tambahan melawan Cina dan Bahrain pada dua laga susulan. Nyatanya, Indonesia tampil lesu pada laga kedua menghadapi tuan rumah Cina. Alex Pulalo mendapat kartu merah pada menit ke-29 dan Garuda menyerah 5-0. Pada laga terakhir Indonesia dikalahkan Bahrain 3-1 dan gagal masuk delapan besar. Kolev kemudian tidak melanjutkan tugas sebagai pelatih dan digantikan oleh Peter Withe untuk Piala AFF tahun yang sama. Tim besutan Withe, dengan mengandalkan bintang baru seperti Boaz Solossa dan Ilham Jayakesuma, tampil mempesona di turnamen tersebut.

7. Blunder Garuda Muda, vs Suriah 0-7, kualifikasi Piala Dunia 2010
Gairah publik meningkat setelah penampilan Indonesia di Piala Asia 2007 yang terbilang memuaskan meski gagal lolos ke babak perempat-final. Semangat melaju jauh di kualifikasi Piala Dunia pun mengapung ketika berhadapan dengan Suriah di babak eliminasi. Apa lacur, 9 November, Indonesia harus mengakui keunggulan tim tamu 4-1. Merasa tak lagi punya peluang, Indonesia mengirimkan tim U-23 yang disiapkan mengikuti SEA Games 2007. Kebijakan itu terbukti menjadi blunder. Garuda Muda menyerah 7-0 di Damaskus dan gagal total di Nakhon Rachasima, Thailand. Pelatih Ivan Kolev yang dipuja-puja saat Piala Asia pun sontak kehilangan kepercayaan PSSI dan digantikan dengan Benny Dollo di awal 2008.

8. Tersandung di Bukit Jalil, vs Malaysia 0-3, leg pertama final Piala AFF 2010
Sejengkal lagi perjuangan Indonesia mengakhiri puasa gelar sejak 1991 akan terwujud di Piala AFF 2010. Indonesia selalu menang dalam tiga pertandingan penyisihan grup dan dua laga semi-final melawan tim kejutan Filipina. Lawan di laga puncak adalah Malaysia, tim muda yang ditelan 5-1 pada laga pembuka di Senayan. Dengan segala sorotan dan eksploitasi terhadap tim asuhan Alfred Riedl, termasuk dengan kegiatan tim mengikuti pengajian sebelum laga final, Indonesia tersandung di Bukit Jalil. Malaysia mengejutkan dengan kemenangan 3-0 dan hasil itu hanya mampu dibalas 2-1 pada laga kedua di Senayan beberapa hari berselang. Harapan publik untuk berprestasi pun kembali pupus. Enam bulan setelah turnamen, terjadi pergantian kepemimpinan PSSI dan Riedl secara kontroversial dipecat untuk digantikan dengan Wim Rijsbergen.

9. Skandal Senayan, vs Yugoslavia Selection 2-3, Laga eksebisi
Almarhum Tony Pogacnik tercenung setiap kali ditanya wartawan tentang peristiwa memalukan yang terjadi di tengah persiapan Indonesia menghadapi Asian Games 1962 di negeri sendiri. Persiapan untuk cabang sepakbola digelar serius dengan menggelar pelatnas dan membentuk dua tim, Banteng dan Garuda. Sejumlah laga ujicoba digelar, antara lain menghadapi Torpedo Moskwa dan Yugoslavia Selection. Pada kekalahan 3-2 melawan Yugoslavia Selection disinyalir sejumlah pemain timnas menerima suap. Pogacnik bahkan sampai berlinang air mata ketika kepolisian memeriksa dan menahan beberapa pemain atas tuduhan tersebut. Pada akhirnya, Pogacnik terpaksa membentuk tim yang sama sekali baru. Di Asian Games, Indonesia gagal terbang tinggi dan tersisih di penyisihan grup.

10. Tragedi Manama, vs Bahrain 0-10, Kualifikasi Piala Dunia 2014
Terakhir, tentu saja hasil yang baru saja terjadi di pertandingan terakhir kualifikasi menuju Brasil 2014. Tak lagi punya peluang, ditambah dengan masalah dualisme kompetisi, PSSI memberangkatkan tim yang hanya diisi para pemain dari kompetisi legal. Wim Rijsbergen tidak lagi menjadi pelatih dan Aji Santoso dipercaya menukangi tim. Hasil buruk rupanya merusak laga debut Aji serta sebagian besar para pemain di ajang internasional. Kekalahan 10-0 di Manama ini merupakan yang terbesar dialami Indonesia sepanjang sejarah, melampaui rekor 9-0 ketika dikalahkan Denmark pada 1974.
read more

Wednesday 23 November 2011

Serba - Serbi Final Sepakbola Sea Games 2011 Indonesia vs Malaysia

Ini sekedar share aja mumpung masih ingat momen2 nya daripada dipendam sendiri mending di sharing,,bner gak,,hhhe
Pernak pernik Final Sepakbola Sea games 2011 Indonesia – Malaysia :
1.      Indonesia kalah dipencundangi 2 kali oleh Malaysia setelah dikalahkan pada final piala AFF 2009, kalah di GBK bro, di kandang sendiri (sia2 dah datang, nonton, mendukung teriak2, beli tiket mahal2, pulang malam lagi karena ampe babak perpanjangan wktu skor seri)
2.      Setelah  membuat gol pada babak pertama bek Indonesia gunawan menebusnya dengan gagal membikin gol dalam tendangan penalty (mungkin karena dia pakai nomor punggung 13 kali ya)
3.      Pada babak perpanjangan waktu Ferdinand sinaga sempat membuat gol namun dianulir wasit karena offside dan pada babak penalty malah gagal karena tendangannya di blok kiper Malaysia (kenapa menendang pake kaki kiri?pelan lagi)
4.      Pada saat penyerahan hadiah cewek yg mengantar hadiahnya memakai jilbab tapi bawahannya kok pake rok mini, untung aja pake stoking item, lha kalo enga,,hehe
5.      Kalo diliat dari tayangan ulang ada pemain Malaysia yang handsball di kotak penalty namun wasit tidak menghiraukannya (kasian deh , ngarepin keuntungan wasit lagi seperti pertandingan lawan singapura, Vietnam dan Thailand nih ye :P)
6.      Permainannya tidak asik, terlalu banyak kehilangan bola, tidak ada kolektifitas terlalu bermain individu, dan mungkin terlalu lelah (bukan alasan yg tepat karena Malaysia juga bermain dalam tempo sama)
7.      Yang menendang penalty kenapa kebanyakan harus bek (gunawan, Abdurrahman) bkn striker
8.      Kiper Indonesia sukses mem blok 1 penendang Malaysia tapi juga sempat mem blok lagi penendang Malaysia namun bola terlepas dari tangan dan meluncur pelan masuk ke gawang, mungkin tendangannya sangat keras
9.      Tempo bermain lambat dan kurang menyerang seperti saat melawan Vietnam, Singapura dan Thailand
10.  Pemain terlalu individualistis, terbukti ada teman dalam posisi kosong tapi tidak diumpan
11.  Kalo dihitung – itung lagi banyak sekali Tibo dilanggar pemain malaysia dan terpaksa kesakitan kakinya (salah sendiri pake pengaman kaki kurang aman terlalu pendek)
12.  2 orang supporter timnas Indonesia tewas di GBK, kabarnya mereka meninggal terinjak – injak supporter lain
13.  Kiper Malaysia Fahmi yang juga ikut maen saat mengalahkan Indonesia saat final piala AFF di GBK tahun 2009 (biang kerok juga nih orang)
14.  Untuk saat ini sementara garuda mengakui keunggulan harimau. Garuda terbang bebas tanpa hasil dan harimau menerkam merebut medali emas (lebay.com)wkwkkkwkwk
15.  Gol cepat Indonesia diawal babak pertama menit kelima membuat pertahanan kocar-kacir tanpa improvisasi sementara hasrat untuk menyerang juga nyaris tidak ada
Intinya timnas Indonesia mental lemah, kurang beruntung dan sedikit dirugikan wasit
Itu aja dlu deh ntar klo ada uneg2 yang laen ditulis lagi,,tu klo inget,,hehehe
tetap semangat merah putih Garuda di Dadaku
Indonesia Kebanggaanku
Kuyakin Suatu saat pasti Menang!!!

read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Welcome-Thank's to Visit