Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Thursday 22 November 2012

10 Fakultas Jurusan Paling Berguna Saat Cari Kerja


Seberapa penting jurusan yang kita pilih saat kuliah menentukan peluang kerja di masa mendatang? Faktanya, beberapa lulusan dari jurusan tertentu harus banting setir menghadapi bidang ilmu baru yang benar-benar berbeda ketika bekerja.
Menurut survei terhadap sejumlah lulusan di Inggris yang dilakukan oleh Higher Education Careers Services Unit (HECSU) men
genai kegunaan jurusan yang dipilih ketika kuliah dengan kesempatan kerja, Jurusan Studi Filosofi dan Sejarah menempati urutan terakhir. Berikut 10 program studi (prodi) di perkuliahan yang paling bermanfaat di dunia kerja, seperti dilansir dari Telegraph, Selasa (20/11/2012).

1. Ilmu Pengobatan dan Kedokteran Gigi
Sebesar 94,1 persen lulusan Ilmu Pengobatan dan Kedokteran Gigi merasa subyek studi yang mereka pelajari ketika kuliah membantu dalam mendapatkan pekerjaan dengan jangka waktu 18 bulan setelah lulus.

2. Farmasi dan Keperawatan
Sebanyak 82,1 persen lulusan prodi Farmasi dan Keperawatan mengaku jurusan tersebut membantu dalam mendapatkan pekerjaan setalah 18 bulan lulus.

3. Pendidikan
Secara konsisten, 72,4 persen lulusan jurusan Pendidikan mengaku jika subyek studi yang mereka pelajari selama perkuliahan memiliki keuntungan dalam mendapatkan pekerjaan dalam waktu 18 bulan setelah lulus.

4. Jurusan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM)
Para lulusan dari keempat disiplin ilmu tersebut secara konsisten mengaku jika gelar mereka berguna dalam mencari kerja. Dalam persentase, 65 persen mahasiswa Ilmu Fisika, 68,6 persen lulusan prodi Matematika dan Ilmu Komputer, dan 73,4 persen mahasiswa Teknik menyatakan, materi perkuliahan yang mereka pelajari berguna untuk meraih pekerjaan.

5. Hukum
Para lulusan Jurusan Hukum merasa menyukai pilihan mereka karena bermanfaat dalam memperoleh pekerjaan dengan jangka waktu 18 bulan setelah lulus. Sebesar 92 persen mahasiswa Hukum semester akhir merasa jurusan tersebut berguna dalam mencari pekerjaan. Namun, hanya 61,9 persen lulusan Jurusan Hukum yang merasa subyek studi mereka selama perkuliahan bermanfaat dalam mencari pekerjaan.

6. Bahasa
Para lulusan prodi Bahasa relatif puas dengan jurusan yang mereka pilih. Sebesar 60,8 persen lulusan mendapatkan pekerjaan setelah 18 bulan menamatkan studi mereka.

7. Biologi, Agrikultur, dan Ilmu Binatang
Hanya 54,3 persen lulusan dari ketiga jurusan tersebut yang merasa subyek studi mereka selama perkuliahan memiliki manfaat dalam mendapatkan pekerjaan. Jumlah ini menurun dibandingkan survei yang dilakukan kepada mahasiswa semester akhir di jurusan yang sama, yakni 75 persen yang mengaku jurusan tersebut berguna dalam mendapatkan pekerjaan.
"Responden dengan gelar Biologi mengindikasikan, ada beberapa isu tertentu yang berkaitan dengan kurangnya spesialisasi dalam gelar Biologi murni," tulis laporan tersebut.

8. Seni Kreatif dan Desain
Lulusan prodi ini yang merasa jurusan tersebut berguna dalam mendapatkan pekerjaan kurang dari 50 persen.

9. Jurusan Komunikasi Massa dan Dokumentasi
Prodi ini juga menempati urutan menyedihkan di mata para responden. Hanya 44,8 persen lulusan prodi tersebut yang mempertimbangkan jurusan tersebut bermanfaat dalam bursa kerja. Namun, 70 persen mahasiswa semester akhir pada jurusan tersebut berpendapat, materi studi yang mereka pelajari berguna untuk menemukan pekerjaan. Menurut laporan HECSU, prodi tersebut meliputi para lulusan dari sebagian besar subyek vokasi, termasuk Jurnalistik yang mungkin menyoroti isu bagaimana mengantisipasi lulusan dalam mendapatkan pekerjaan di sektor media.

10. Studi Filosofi dan Sejarah
Hanya 42,5 persen mahasiswa jurusan tersebut yang setuju jika subyek studi yang mereka pelajari semasa kuliah memiliki keuntungan dalam mencari pekerjaan.
read more

Thursday 13 September 2012

Power Plants : Coal Mining Procces (Kalkulasi Perhitungan Batubara)

Coal Proccesing Plan

1. Tujuan proses pengolahan  
Dikaitannya dengan rencana pemasaran dan operasi penambangan  batubara, maka pengadaan proses pengolahan batubara (coal Processing  plant /CCP) bertujuan untuk mengolah batubara menjadi produk batubara ( product area ) yang sesuai dengan permintaan pasar. Dengan   mempertimbangkan beberapa hal, misalnya kualitas atau mutu cadangan batubara, metode penambangan yang terpilih, serta  kualitas permintaan pasar, maka proses pengolahan batubara, meliputi ruang lingkup proses sebagai berikut:  
a. Melakukan reduksi ukuran (size reduction) melalui penggerusan (crushing)  
b. Melakukan  pemisahan (clasification) melalui pengayakan (screening)  
c. Melakukan  pencampuran (blending) batubara  
d. Melakukan penimbunan/penumpukan batubara (stockpilling)  
e. Melakukan penanganan limbah air (water pollution treatment).   
 
2. Desain pengolahan batubara  
Dalam upaya mengolah batubara menjadi produk akhir yang diminati konsumen perlu rancangan pengolahan yang komprehensif agar pelayanannya  memuaskan. Rancang bangun unit pengolahan didasarkan  pada faktor-faktor antara lain: target atau permintaan pasar rata-rata,  kualitas batubara dari tambang (raw coal), spesifikasi produk akhir yang diminta, ketersediaan lahan untuk area pengolahan termasuk tempat penimbunan (stockpile) dan ketersediaan air  disekitar area  pengolahan. Semua f aktor tersebut diatas  akan menentukan jenis, dimensi  dan  kapasitas peralatan atau mesin pengolahan yang dibutuhkan serta  flowsheet pengolahan yang sesuai dengan memperhatikan unsur keselamatan kerja.  
 
2.1 Kapasitas produksi  
Kapasitas produksi pengolahan batubara harus mampu mencapai atau memenuhi target produksi optimum yang direncanakan misal, yaitu 2.000.000 ton per tahun dengan kapasitas stockpile sebesar 200.000 ton/2 bulan. Berdasarkan target tahunan tersebut dapat dihitung kapasitas unit pengolahan yang beroperasi 2 shift/hari (8 jam/shift), 28 hari/bulan dan efisiensi kerja 80% sebagai berikut:  
 
T = 0,80 x 16 jam/hari x 28 hari/bulan x 12 bulan/tahun = 4300 jam/tahun  

2.000.000 ton/tahun
K = -------------------- = 465 ton/jam

4300 jam/tahun

Loses factor = 8% = 0,08 x 465 = 37 ton/jam    
Kterpasang = 465 + 37 = 502 ton/jam  

Di mana  T dan  K masing-masing adalah waktu produksi  dan kapasitas produksi.  Dengan loses factor sebesar 8% akan diperoleh kapasitas terpasang sekitar 500 ton/jam.  
 
2.2 Kualitas  produksi  
Kualitas produksi hasil proses pengolahan batubara harus dapat me menuhi persyaratan yang diinginkan  pasar. Berdasarkan survey pasar dapat disimpulkan bahwa kualitas batubara yang harus dihasilkan proses pengolahan

2.3 Prosedur  pengolahan batubara 
Prosedur pengolahan  memperlihatkan tahapan proses pengolahan batubara mulai dari penimbunan raw coal di lokasi pabrik pengolahan sampai produk akhir. Gambar 1 adalah diagram alir (flowsheet) proses pengolahan yang merupakan gambaran dari prosedur pengolahan batubara. 
a. Persiapan  pengumpanan (feeding) 
Sebagai umpan (feed) awal proses pengolahan adalah batubara dari tambang atau ROM atau raw coal yang  ditumpuk di stockpile  di lokasi pengolahan. Ukuran maksimum umpan awal ini direncanakan 300 mm,  sedangkan terhadap umpan yang lebih besar d ari 300 mm  akan dilakukan pengecilan secara manual menggunakan hammer breaker. Baik umpan batubara dari tambang maupun hasil pengecilan ulang semuanya dimasukkan ke hopper menggunakan  wheel loader untuk dilanjutkan ke proses reduksi dan pengayakan sampai diperoleh produkta akhir yang siap jual. 
 
b. Pengay akan dengan Grizzly 
Grizzly berfungsi memisahkan fraksi batubara berukuran +300 mm dengan -300 mm dan posisinya terletak tepat di bawah  hopper. Lubang bukaan (opening) grizzly berukuran 300  mm x 300 mm. Undersize grizzly -300 mm diangkut belt conveyor untuk u mpan crusher primer. Sedangkan fraksi +300 mm di kembalikan ke tumpukan untuk dire duksi ulang menggunakan hammer breaker. Hasil reduksi ulang dikembalikan lagi ke  grizzly untuk pemisahan atau pengayakan ulang. Proses ini berlangsung terus menerus selama shift kerja berlangsung. 
c.  Peremukan tahap awal (primary crusher) 
Proses peremukan awal bertujuan untuk mereduksi ukuran fraksi batubara -300  mm menjadi ukuran rata-rata 150 mm. Dengan  demikian nisbah reduksi (reduction ratio) pada tahap primer ini  adalah 2. Alat yang digunakan adala h roll crusher yang berkapasitas 50 0 ton/jam. Untuk menaksir power atau energi (hp) crusher digunakan rumus Bone Crusher Work Index Equation 
d. Pengayakan (screening) tahap-1 
Proses pengayakan adalah salah satu proses  yang bertujuan untuk  mengelompokan ukuran fraksi batubara, sehingga disebut juga dengan proses  classification. Alat yang dipakai untuk pengayakan biasanya ayakan getar (vibrating screen). Pada pengolahan batubara ini proses  pengayakan tahap awal menggunakan vibrating screen-1 untuk memisahkan fraksi ukuran +150 mm dan -150 mm. Fraksi -150 mm  adalah umpan  secondary crusher, sedangkan + 150 mm diresirkulasi sebagai umpan crusher primer untuk diremuk ulang. Produkta dari proses pengayakan harus selalu dijaga konsistensi laju kapasitasnya sebanyak 500 ton/jam. Untuk itu perlu dilakukan penaksiran dimensi (panjang dan lebar) dari ayakan (screen) yang harus dipasang. 
 
Terdapat beberapa metoda untuk menentukan dimensi screen dan  cara yang dipakai dalam rancangan unit screen  dalam studi ini adalah cara grafis dengan beberapa rangkuman konstanta (faktor) yang diperlukan  seperti terlihat pada Tabel 2. Konstanta tersebut merupakan faktor yang  
telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan yang umumnya digunakan untuk pengayakan batubara. Gambar 2.a adalah kurva untuk menghitung produkta hasil pengayakan (ton/jam/ft²) dan Gambar 2.b  hubungan  antara lebar  ayakan dengan laju  produkta per  inci bed  depth (ketebalan lapisan aggregate batubara di atas ayakan)  dengan kecepatan 1 ft/sec. Kapasitas screen dirumuskan sebagai berikut: 
 
K = P x E x D x F x W x T x B     (3) 
di mana: 
K  =  kapasitas, ton/jam/sqft 
P  =  produksi, ton/jam/sqft 
E, D, F, W, T dan B adalah faktor konstanta
    
Berikut adalah tahapan perhitungan dimensi vibrating screen-1 untuk mengayak batubara 150 mm. 
(1)  Asumsi kondisi proses (sesuai konstanta atau scoring pada Tabel 2)
Posisi deck paling atas dengan opening 150 mm   6 inci; D = 1,00 
Diasumsikan umpan bermuatan 60% berukuran -3 inci; F = 1,40
Spesifikasi  oversize hasil pengayakan masih mengandung 10% berukuran -6 inci; E = 1,25 
Bentuk lubang bukaan bujursangkar (square) berukuran 6¼” x 6¼”; T =1,00 
Densitas aggregate batubara 60 lbs/cuft (dibandingkan dengan densitas batubara berbasis 60 lbs/cuft, sesuai kurva pada Gambar 2.a); B = 60
60 = 1,00 
Tidak dilakukan penyemprotan di atas screen; W = tidak ada skor 
Laju pengumpanan 625 ton/jam  dengan kandungan -6 ” = 80%,  jadi kemungkinan produkta lolos = 0,8 x 625 = 500 ton/jam. 
 
(2)  Luas screen yang diperlukan 
Dari kurva pada Gambar 2.a diperoleh 4 ton/jam per sqft 
Kapasitas (pers. 3) = 4 x 1,25 x 1 x 1,4 x 1x 1 = 7 ton/jam per sqft 
Laju produksi = 0,8 x 625 = 500 ton/jam 
Luas screen yang diperlukan = 
500 / 7 = 71,43 sqft 

(3) Perhitungan  bed depth 
Digunakan kurva pada Gambar 2.b dengan kemiringan screen 18º 
Dipertimbangkan pengurangan lebar screen total akibat diameter kawat ayakan sekitar  6”. Kemudian dicoba lebar screen 5 ft (lebar bersih 4 ft-6”) 
Dari Gambar 2.b diestimasi laju produksi terbaca 40 ton/jam per inci ketebalan aggregate batubara pada kecepatan 1 ft/sec = 60 ft/men (densitas aa ggregat 60 lbs/cuft dan  lebar efektif screen 4 ft-6”) 
Bila kecepatan aliran batubara pada kemiringan 18º = 55 ft/men, maka laju aggregate per inci bed depth =
40 x 55 / 60 = 37 ton/jam per inci bed depth 
Oversize = (0,20 x 625) + (0,10 x 500) = 175 ton/jam 
Jadi bed depth = 
175 / 37 = 5”
Bila dibandingkan bed depth (5”) dengan ukuran fraksi batubara yang diayak rata-rata 6”, maka akan terbentuk hanya satu layer di atas permukaan screen. Untuk memperoleh efisiensi pengayakan yang tinggi perlu dilaku kan simulasi dengan mengubah sudut screen. 
Dari perhitungan luas screen diatas, yaitu 71,43 sqft, kemudian disesuaikan dengan spesifikasi unit screen  dari pabrik  pembuatnya. Sebagai contoh screen buatan NORDBERG seri RS yang berukuran 5 x 16 ft, yaitu TY516RS dapat digunakan. Luas screen TY516RS adalah 80 sqft berarti lebih besar dari perhitungan dan power yang  diperlukan antara 15–20 HP  (11–15 kW). Pemilihan screen tersebut didasari oleh tidak adanya di mensi screen yang sesuai persis dengan hitungan dan screen dengan seri tersebut  yang paling mendekati. Disamping itu screen jenis  ini dimanfaatkan untuk pemisahan partikel kasar maupun halus serta material yang bersifat lembab dan lengket, jadi cocok untuk pengayakan  batubara. Keuntungan lainnya adalah kapasitas pengayakan dapat ditambah. 
 
e.  Peremukan sekunder (secondary crushing) 
Proses peremukan sekunder bertujuan untuk mereduksi ukuran fraksi batubara -150 mm  menjadi ukuran rata-rata 50 mm,  dengan demikian nisbah reduksi pada tahap sekunder ini adalah 3. Alat yang digunakan sama seperti peremuk primer, yaitu  roll crusher berkapasitas 500  ton/jam. Dilihat dari besarnya nisbah reduksi, yang lebih besar dibanding peremuk primer, maka dapat diperkirakan bahwa energi yang  diperlukan akan lebih besar pula. Taksiran energi tersebut dihitung sebagai berikut: 
F = dijamin konsisten berukuran -150 mm (150.000  ) sebanyak 80% 
P = dijamin konsisten berukuran -50 mm (50.000  ) sebanyak 80% 
faktor = 1,00 (crusher sekunder)
e. Pengayakan tahap-2 
Jenis alat  yang dipakai adalah  vibrating screen  yang  digunakan  untuk memisahkan fraksi berukuran -50 mm. Umpan yang masuk adalah hasil peremukan dari crusher sekunder berukuran -150 mm. Agar memperoleh kapasitas sesuai dengan target, maka perhitungan dimensi ayakan pada tahap-2 ini sama seperti yang telah diuraikan pada perhitungan dimensi ayakan tahap-1
read more

Friday 13 July 2012

Pertimbangan Memilih Perguruan Tinggi


MESKI jumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan jumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN), peminat PTN selalu melonjak. Bahkan, perbedaan kebijakan pemerintah terhadap PTN dan PTS di Indonesia semakin membuat PTS terpinggirkan.
Menurut Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) Thomas Suyatno di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, beberapa waktu lalu, dalam Rancangan Undang-Undang Pendidikan Tinggi (RUU PT), sedikitnya ada lima prinsip yang dilanggar pemerintah sehingga PTS tetap dipinggirkan. Pelanggaran tersebut dilakukan oleh tiga alasan utama, yakni prinsip etatisme (serba negara), diskriminasi antara PTN dengan PTS, dan pembiayaan pendidikan. Hal itulah yang juga menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis kebangsaan di Indonesia.

Alasan biaya dan kualitas semakin memperteguh PTN menjadi superior. Padahal jika kita cermati, biaya PTN dan PTS sudah hampir sama. PTN yang dahulunya digadang-gadangkan sebagai perguruan tinggi yang difasilitasi dan dikelola negara dengan biaya terjangkau, nyatanya tetap saja mematok biaya tinggi.

Masalah biaya sebenarnya relatif. Jika calon mahasiswa termasuk orang yang cerdas dan dapat masuk PTN melalui jalur PMDK atau jalur SNMPTN, maka biaya kuliah yang akan dikeluarkan lebih murah bila dibandingkan masuk PTN dengan jalur Ujian Mandiri. Kebanyakan kampus akan meluluskan siswa ujian mandiri yang mematok uang pangkal terbesar. Permainan uang seperti itulah yang sejak lama dilakukan. Calon mahasiswa yang berduit tentu akan meletakkan uang pangkal yang besar untuk menyingkirkan pesaing lainnya.

Dari banyaknya peminat, tidak perlu diragukan lagi bahwa PTN lebih unggul dari PTS. Segala macam jalur penerimaan mahasiswa baru yang selalu ramai tiap tahunnya merupakan bukti nyata bahwa PTN tetap menjadi idaman bagi para penerus pendidikan. Untuk pilihan jurusan, PTS lebih unggul karena PTS mempunyai beragam jurusan yang menarik dibandingkan dengan PTN yang monoton, hanya itu saja. Misalnya Universitas Bina Nusantara, salah satu universitas swasta Indonesia yang berlokasi di Jakarta. PTS tersebut mempunyai jurusan Desain Komunikasi Visual yang jarang dimiliki PTN.

Sementara, kuliah di PTN memberi prestise tersendiri. Kebanggaan dengan almamater kampus negeri pasti dirasakan setiap orang yang telah berhasil lolos dari persaingan ketat jalur SNMPTN. Padahal jika ditinjau dari output, lulusan yang dihasilkan PTN dan PTS pun tidak selalu diunggulkan oleh PTN. Dilihat dari segi kurikulum, semuanya mengacu pada kurikulum nasional.

Melanjutkan studi ke PTN maupun PTS merupakan pilihan masing-masing individu. Dari segi kualitas, PTS pun tak kalah jauh dari PTN. Bahkan visi keduanya sama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa. Tergantung bagaimana mahasiswa tersebut menekuni bidang ilmunya.

Untuk memilih perguruan tinggi yang tepat dan sesuai keinginan, hal utama yang dapat kita lakukan adalah mencari informasi selengkap mungkin mengenai kampus tersebut. Apalagi di era digital dan teknologi yang semakin maju, mencari informasi apa pun semakin mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Tinggal klik, semua yang kita butuhkan secepat kilat akan tersedia. Salah satu situs yang memuat secara lengkap tentang daftar perguruan tinggi dapat dilihat di situs wikipedia maupun situs-situs lain. Cara ini lebih efektif dan efisien tanpa harus mendatangi satu persatu kampus idaman.

Ada beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan. Pertama, ketahui minat dan bakat kita, hal ini kita gunakan untuk menentukan program studi apa yang akan kita pilih. Jika sesuai keinginan, tentu akan mempermudah kita dalam belajar, dan yang terpenting lagi kita akan terpacu untuk segera menyelesaikan studi.

Kedua, pilih kampus yang sesuai dengan bujet orangtua kita. Artinya kita harus pintar-pintar mengalkulasi biaya apa saja yang kita butuhkan saat kuliah nanti. Mulai dari biaya pendidikan di kampus yang terdiri dari biaya pendaftaran, biaya pengembangan gedung, SPP, praktikum, fotokopi maupun beli buku. Jika jarak rumah dan kampus terlalu jauh, kita juga harus pandai menghitung biaya hidup sehari-hari di kos.

Ketiga, status akreditasi. Status ini diberikan untuk program studi yang diselenggarakan, bukan untuk keseluruhan jurusan pada suatu perguruan tinggi. Status akreditasi ini menentukan kemandirian suatu program studi dalam melaksanakan proses belajar-mengajar dan kurikulum yang digunakan. Jika status akreditasi sudah sangat baik, tentu kualitas pendidikannya tak perlu diragukan lagi.

Terakhir, yang tak kalah penting yaitu prospek. Tidak semua program studi dalam perguruan tinggi menjanjikan prospek pekerjaan setelah lulus nanti. Ada sebagian perguruan tinggi yang memang mempunyai jaringan banyak. Bekerjasama dengan instansi lain untuk mengantarkan mahasiswanya ke dunia kerja. Setidaknya, tidak menjadi pendonor utama penyumbang jumlah pengangguran terdidik yang selalu meningkat tiap tahunnya.

Perlu kita akui, tujuan kita melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi. Selain untuk belajar, juga untuk memudahkan kita memasuki dunia kerja. Jadi, mengapa kita tidak mempersiapkan masa depan sematang mungkin?

sumber
read more

Saturday 11 June 2011

Profil Sejarah ITS Surabaya


Kampus ITS Sukolilo menempati areal seluas 180 hektar dengan luas bangunan seluruhnya kurang lebih 150.000 m2. Selain itu terdapat Kampus Manyar yang dipergunakan oleh Program D-3 Teknik Sipil dengan luas bangunan 5.176 m2 dan Kampus ITS Cokroaminoto yang dipergunakan untuk magister manejemen serta beberapa lembaga kerjasama dengan luas bangunan 4.000 m2.

Staf Pendukung
Mempunyai staf pengajar sebanyak 1012 orang yang terdiri dari 28 orang profesor, 133 orang doktor,434 orang master dan lainnya sarjana lulusan perguruan tinggi terkemuka di luar dan dalam negeri serta profesional di bidangnya, menjadikan ITS sebagai sumber acuan perguruan tinggi lain di kawasan Indonesia Timur.
Staf non akademik berjumlah 1101 orang yang tersebar pada berbagai bagian administrasi mulai dari rektorat sampai jurusan-jurusan, selain ada yang bertugas di laboratorium-laboratorium.

Kapasitas Mahasiswa
Jumlah mahasiswa ITS yang terdaftar pada tahun ajaran 2002/2003 berjumlah 17.672 mahasiswa yang terdiri dari 21 mahasiswa Program Doktor, 1.605 mahasiswa Program Magister, 11.666 mahasiswa Program Sarjana, 4.270 mahasiswa Program D-3 dan Politeknik serta 110 mahasiswa Program D-4. Sampai saat wisuda ke-86 Maret 2003, ITS telah meluluskan sebanyak 37.208 wisudawan. Mereka terdiri dari 1.389 program magister, 22.833 program sarjana, 12.841 program D-3 dan Politeknik, 145 Program D-4 Teknik Kesehatan Lingkungan dan Politeknik.

Kapasitas Akademik
Sampai tahun 2003, ITS memiliki 5 Fakultas dengan 4 Program Doktoral, 12 Program Magister, 22 jurusan/program studi tingkat sarjana (10 jurusan diantaranya juga menyelenggarakan program ekstensi S-1 atau lintas jalur), 6 Program Studi D-3 (5 program diantaranya juga menyelenggarakan program ekstensi D-3), 2 Program Studi D-4 dan 2 Politeknik dengan 8 Program Studi (seluruhnya juga menyelenggarakan program ekstensi). 

Sejarah
Pada tahun 1957 ketika PII Cabang Jawa Timur mengadakan lustrum pertama, kembali gagasan itu dilontarkan. Sebagai hasilnya, dr. Angka Nitisastro, seorang dokter umum, bersama dengan insinyur-insinyur PII cabang Jawa Timur memutuskan untuk mewujudkan berdirinya sebuah Yayasan Perguruan Tinggi Teknik.

Beberapa alasan pokok pendirian yayasan tersebut antara lain:
  • Lahan Indonesia yang luas dan memiliki kekayaan hasil alam yang melimpah dan belum dimanfaatkan
  • Kebutuhan akan tenaga insinyur sekitar 7000 untuk melaksanakan program-program pembangunan dan industri di dalam negeri.
  • Melihat perbandingan dengan jumlah insinyur di negara maju dan berkembang lainnya yang jauh melebihi jumlah di negara kita.
Pada tanggal 17 Agustus 1957, secara resmi berdirilah Yayasan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT) yang diketuai oleh dr. Angka Nitisastro.
Yayasan tersebut dibentuk sebagai wadah untuk memikirkan tindakan-tindakan lebih lanjut dan memperbincangkan sedalam-dalamnya segala konsekuensi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam rangka membulatkan tekad mendirikan sebuah Perguruan Tinggi Teknik di kota Surabaya.
PeresmianPada tanggal 10 Nopember 1957, Yayasan mendirikan “PERGURUAN TEKNIK 10 NOPEMBER SURABAYA” yang pendiriannya diresmikan oleh presiden Soekarno. Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember Surabaya hanya memiliki dua jurusan yaitu, Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Mesin.
Setelah beberapa tahun melalui usaha-usaha yang dirintis oleh tokoh-tokoh dari YPTT, Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember diubah statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri dengan nama: “INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DI SURABAYA”
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang semula memiliki 2 (dua) jurusan yaitu Teknik Sipil dan Teknik Mesin berubah menjadi lima yaitu: Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, dan Teknik Kimia. Jurusan- jurusan tersebut kemudian berubah menjadi fakultas. Kemudian dengan peraturan pemerintah No. 9 tahun 1961 (ditetapkan kemudian pada tanggal 23 Maret 1961) ditetapkan bahwa Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang pertama adalah tanggal 10 Nopember 1960.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1965 berdasarkan SK Menteri No. 72 tahun 1965, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ( ITS) membuka dua fakultas baru, yaitu, Fakultas Teknik Arsitektur dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Dengan demikian sejak saat itu, ITS mempunyai tujuh fakultas yang tersebar di beberapa tempat, yaitu: Jl. Simpang Dukuh 11, Jl. Ketabang Kali 2F, Jl. Baliwerti 119-121, Jl. Basuki Rahmat 84 sebagai kantor pusat ITS.
Sejarah ITSPada tahun 1972, Fakultas Teknik Sipil pindah ke Jl.Manyar 8, sehingga ITS semakin terpencar. Kemudian pada akhir 1975, Fakultas Teknik Arsitektur pindah ke kampus baru di Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya. Demikian pula pada tahun 1973 kantor pusat ITS pindah ke alamat yang sama. Pada tahun 1973 disusunlah rencana induk pengembangan jangka panjang (20 tahun) sebagai pedoman pengembangan ITS selanjutnya.
Rencana Induk Pengembangan ITS menarik perhatian Asian Development Bank (ADB) yang kemudian menawarkan dana pinjaman sebesar US $ 25 juta untuk pengembangan empat fakultas, yaitu, Fakultas Teknik Sipil, Fakultas Teknik Mesin, Fakultas Teknik Elektro, dan Fakultas Teknik Kimia.
Pada tahun 1977 dana dari ADB tersebut sebagian digunakan untuk membangun kampus ITS Sukolilo bagi empat fakultas tersebut di atas. Pada tahun 1981 pembangunan gedung di kampus Sukolilo sebagian sudah selesai. Pembangunan kampus Sukolilo tahap I dapat diselesaikan dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 27 Maret 1982.
Dalam perjalanan pengembangannya, ITS pada tahun 1983 mengalami perubahan struktur organisasi yang berlaku bagi universitas atau institut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1981 dan Keputusan Presiden No. 58 tahun 1982, ITS berubah menjadi hanya 5 fakultas saja, yaitu Fakultas Teknik Industri, Fakultas Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Fakultas Non Gelar Teknologi (Program-Program Non Gelar).
Sejak tahun 1991 terjadi perubahan menjadi 4 fakultas, yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), dan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK). Jurusan yang ada di Fakultas Non Gelar Teknologi diintegrasikan ke jurusan sejenis di 2 fakultas (FTI dan FTSP). Selain itu ITS juga mempunyai 2 Politeknik yaitu Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Pada tahun 1994 kembali ITS memperoleh dana pinjaman ADB sebesar US $ 47 juta untuk pengembangan semua fakultas dengan fokus teknologi kelautan. Program ini selesai pada April 2000. Selain itu ITS juga telah memperoleh dana hibah dari pemerintah Jerman/GTZ (1978-1986) untuk pengembangan Fakultas Teknik Perkapalan.
Tahun 2001, berdasarkan SK Rektor tanggal 14 Juni 2001, ITS membentuk fakultas baru yaitu Fakultas Teknologi Informasi (FTIF) dengan 2 jurusan/program studi: Jurusan Teknik Informatika dan Program Studi Sistem Informasi. 

sumber : www.its.ac.id
read more

Profil Sejarah Universitas Indonesia

Gedung Pusat Administrasi Universitas Indonesia (kanan) dan Balairung (kiri) Universitas Indonesia

Universitas Indonesia adalah kampus modern, komprehensif, terbuka, multi budaya, dan humanis yang mencakup disiplin ilmu yang luas. UI saat ini secara simultan selalu berusaha menjadi salah satu universitas riset atau institusi akademik terkemuka di dunia. Sebagai universitas riset, upaya-upaya pencapaian tertinggi dalam hal penemuan, pengembangan dan difusi pengetahuan secara regional dan global selalu dilakukan. Sementara itu, UI juga memperdalam komitmen dalam upayanya di bidang pengembangan akademik dan aktifitas penelitian melalui sejumlah disiplin ilmu yang ada dilingkupnya.

UI berdiri pada tahun 1849 dan merupakan representasi institusi pendidikan dengan sejarah paling tua di Asia. Telah menghasilkan lebih dari 400.000 alumni, UI secara kontinyu melanjutkan peran pentingnya di level nasional dan dunia. Bagaimanapun UI tidak bisa melepaskan diri dari misi terkininya menjadi institusi pendidikan berkualitas tinggi, riset standar dunia dan menjaga standar gengsi di sejumlah jurnal internasional nomor satu.

Danau Kenanga Universitas Indonesia

Dengan predikat sebagai kampus terbaik negeri ini, UI secara aktif mengembangkan kerja sama global dengan banyak perguruan tinggi ternama dunia. Beberapa universitas terkemuka yang saat ini tercatat memiliki perjanjian dengan UI diantaranya adalah: Washington University, Tokyo University, Melbourne University, Sydney University, Leiden University, Erasmus University, Kyoto University, Peking University, Tsinghua University, Australian National University, and National University of Singapore. Selain itu, UI saat ini juga memperkuat kerjasamanya dengan beberapa asosiasi pendidikan dan riset diantaranya: APRU (Association of Pacific Rim Universities) dengan peran sebagai Board of Director, AUN (ASEAN University Network), and ASAIHL (Association of South East Asia Institution of Higher Learning).

Secara geografis, posisi kampus UI berada di dua area berjauhan, kampus Salemba dan kampus Depok. Mayoritas fakultas berada di Depok dengan luas lahan mencapai 320 hektar dengan atmosfer green campus karena hanya 25% lahan digunakan sebagai sarana akademik, riset dan kemahasiswaan. 75% wilayah UI bisa dikatakan adalah area hijau berwujud hutan kota dimana di dalamnya terdapat 8 danau alam. Sebuah area yang menjanjikan nuansa akademik bertradisi yang tenang dan asri.

Gedung UI Tempo Dulu

Zaman Pendudukan Belanda (1849-1946) Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1849 membangun sebuah universitas yang kemudian diberi nama  Dokter-Djawa School (School of Medicine for Javanese) pada Januari 1851, sekolah tinggi ini mengkhususkan diri pada ilmu kedokteran.
Setelah sempat mengalami perubahan nama di akhir abad 19, tepatnya di tahun 1898, nama Dokter-Djawa School berubah menjadi School tot Opleiding van Indische Artsen (School of Medicine for Indigenous Doctors) atau STOVIA. Selama 75 tahun STOVIA berfungsi sebagai tempat pendidikan terbaik untuk calon dokter di Indonesia sebelum ditutup pada 1927.
Namun demikian, sebuah Sekolah Kedokteran kemudian dibangun bersama dengan empat sekolah tinggi lain di beberapa kota di Jawa. Sekolah tinggi tersebut adalah Technische Hoogeschool te Bandoeng (Fakultas Teknik) yang berdiri di Bandung pada 1920, Recht Hoogeschool (Fakultas Hukum) di Batavia pada 1924, Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte (Fakultas Sastra dan Kemanusiaan) di Batavia pada 1940, dan setahun kemudian dibangunlah Faculteit van Landbouwweteschap (Fakultas Pertanian) di Bogor.
Lima sekolah tinggi tersebut merupakan pilar dalam menciptakan the Nood-universiteit (Universitas Darurat), yang dibangun pada tahun 1946.


Dokter Djawa School

Zaman Kemerdekaan (1947-1960an) Nood-universiteit berganti nama menjadi Universiteit van Indonesië pada tahun 1947 dan berpusat di Jakarta. Beberapa professor nasionalis, salah satunya adalah Prof. Mr. Djokosoetono, melanjutkan fungsinya sebagai pengajar untuk Universiteit van Indonesië di Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibukota negara.
Ibukota Indonesia kemudian kembali ke Jakarta pada 1949 setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Universiteit van Indonesië Yogjakarta juga kembali pindah ke Jakarta.

Universiteit van Indonesië kemudian disatukan menjadi “Universiteit Indonesia” pada 1950.  Universitas ini mempunyai Fakultas Kedokteran, Hukum, Sastra dan Filsafat di Jakarta, Fakultas Teknik terletak di Bandung, Fakultas Pertanian di Bogor, Fakultas Kedokteran Gigi di Surabaya, serta Fakultas Ekonomi ada di Makasar.
Fakultas-fakultas yang berada di luar Jakarta kemudian berkembang menjadi universitas-universitas terpisah di antara tahun 1954-1963. Universitas Indonesia di Jakarta mempunyai kampus di Salemba dan terdiri dari beberapa Fakultas seperti: Kedokteran, Kedokteran Gigi, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sastra, Hukum, Ekonomi, dan Tehnik.
Pada perkembangan selanjutnya berdirilah Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, llmu Komputer dan kemudian Fakultas Keperawatan.

Dokter Djawa School

Zaman Modern (1970an-sekarang) Sebelum kampus Universitas Indonesia di Depok dibangun pada 1987, Universitas Indonesia memiliki tiga lokasi kampus yaitu di Salemba, Pegangsaan Timur dan Rawamangun. Setelah kampus baru  didirikan di lahan seluas 320 hektare di Depok, kampus Rawamangun dipindah sementara kampus Salemba masih dipertahankan untuk Fakultas Kedoktera, Kedokteran Gigi dan Program Pascasarjana.
Tidak lama setelah tahun 2000, Universitas Indonesia menjadi satu dari beberapa universitas yang mempunyai status  Bdan Hukum Milik Negara di Indonesia. Perubahan status ini membawa perubahan yang signifikan untuk Universitas Indonesia yaitu otonomi yang lebih besar dalam pengembangan akademis dan pengelolaan keuangan sehingga universitas tumbuh menjadi universitas berkelas dunia.
Dari perspektif sejarah ini, Universitas Indonesia telah tumbuh secara progresif menjadi sebuah institusi yang mengarah menjadi pemimpin di bidang kemanusiaan dan peradaban dengan menyeimbangkan nilai-nilai akademis, moralitas dan seni. Melalui kelebihan-kelebihan ini, Universitas Indonesia berniat untuk menghasilkan bangsa Indonesia menjadi masyarakat yang lebih makmur dan demokratis, dengan berfokus pada perdamaian, keadilan dan nilai-nilai peduli lingkungan yang kuat.

SILSILAH UNIVERSITAS INDONESIA
1849
1849-1898 Dokterdjawaschool Batavia
1898-1927 School tot Opleiding van Indische Artsen,Batavia
1909-1929 Opleidingschool voor Inlandsche Rechtskundigen, Batavia
1913-1942 Nederlandsch-Indische Veeartsenschool, Buitenzorg
1920-1921 Technische Hoogeschool, Bandoeng
1922-1924 Rechtschool, Batavia
1924-1942 Rechts-hoogeschool, Batavia
1924-1942 Technische-Hoogeschool, Bandoeng
1927-1942 Geneeskundige Hoogeschool, Batavia
1940-1942 Faculteit der Letteren en Wijsbegeerte, Batavia
1941-1942 Faculteit der Landbouwwetenschap, Batavia
1943-1945 Djakarta Ika Daigaku
1944-1945 Bandoeng Koogyo Daigaku
1945-1950
Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia
  1. Perguruan Tinggi Kedokteran, Jakarta
  2. Perguruan Tinggi
    Hukum/Kesusastraan, Jakarta
1946-1947
Nood-Universiteit
  1. Geneekundige Faculteit
  2. Juncdiche Facultein
  3. Faculteit der Letter en Wijbegerts
  4. Technische Faculteit
  5. Landbouwkundige Faculteit
Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia
  1. Perguruan Tinggi Kedokteran, Jakarta
  2. Perguruan Tinggi Hukum/Kesusastraan, Jakarta
1947-1950
Nood-Universiteit
  1. Faculteit der Geneekundige, Batavia
  2. Faculteit van Technische Wetenschap, Bandoeng
  3. Faculteit der Rechtsgekerdeid end canSociale Wetenschap, Batavia
  4. Faculteit der Letter en Wijbegerts, Batavia
  5. Faculteit van Landbouwwatenschap, Buitenzorg
  6. Faculteit der Exacte Wetenschap - kemudiannamanya diubah menjadi Faculteit van Wiskunde en Natuurewtenschap, Bandung
  7. Diergeneschundige Faculteit, Buitenzorg
  8. Faculteit der Economiche Wetenschap, Makasar
  9. Faculteit der Geneskunde, Soerabaja
  10. Fakultas lain yang jenis dan tempatnya ditentukan Gubernur Jenderal
Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia
  • Perguruan Tinggi Kedokteran, Jakarta
  • Perguruan Tinggi Hukum/Kesusastraan, Jakarta
Februari 1950
Universiteit Indonesie/ Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia Serikat
  1. Faculteit Kedokteran & Lembaga Pendidikan Djasmani, Jakarta
  2. Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Jakarta
  3. Fakultas Sastra dan Filsafat, Jakarta
  4. Fakultas Pertanian, Bogor
  5. Fakultas Kedokteran Hewan, Bogor
  6. Fakultas Ilmu Penget. Teknik & Lembaga Pend Guru Menggambar, Bandung
  7. Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Bandung
  8. Fakultas Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi, Surabaya
  9. Fakultas Ekonomi, Makasar (ditutup untuk sementara)
Februari 1950-1954
Universiteit Indonesie/Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia
  1. Faculteit Kedokteran & Lembaga Pendidikan Djasmani, Jakarta
  2. Faculteit Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Jakarta
  3. Faculteit Sastra dan Filsafat, Jakarta
  4. Faculteit Ekonomi, Jakarta
  5. Faculteit Pertanian, Bogor
  6. Faculteit Kedokteran Hewan, Bogor
  7. Faculteit Ilmu Penget. Teknik & Lembaga Pend Guru Menggambar, Bandung
  8. Faculteit Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Bandung
  9. Faculteit Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi, Surabaya
  10. Cabang Faculteit Hukum dan Pengabdian Masyarakat dari FH & PM UI Jakarta, Makasar
  11. Faculteit Ekonomi sebagai cabang Faculteit Ekonomi UI Jakarta, Makasar
1954-1955
Universitas Indonesia
  1. Faculteit Kedokteran & Lembaga Pendidikan Djasmani, Jakarta
  2. Faculteit Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Jakarta
  3. Faculteit Sastra dan Filsafat, Jakarta
  4. Faculteit Ekonomi, Jakarta
  5. FaculteitPertanian, Bogor
  6. Faculteit Kedokteran Hewan, Bogor
  7. Faculteit Ilmu Penget. Teknik & Lembaga Pend Guru Menggambar, Bandung
  8. Faculteit Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Bandung
  9. Faculteit Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi, Surabaya
  10. Faculteit Ekonomi, Makasar
  11. Faculteit Hukum, Makasar
1955-1956
Universitas Indonesia
  1. Fakultas Kedokteran & Lembaga Pendidikan Djasmani, Jakarta
  2. Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Jakarta
  3. Fakultas Sastra dan Filsafat, Jakarta
  4. Fakultas Ekonomi, Jakarta
  5. FakultasPertanian, Bogor
  6. Fakultas Kedokteran Hewan, Bogor
  7. Fakultas Ilmu Penget. Teknik & Lembaga Pend Guru Menggambar, Bandung
  8. Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Bandung
  9. Fakultas Ekonomi, Makasar
  10. Fakultas Hukum, Makasar
1956-1959
Universitas Indonesia
  1. Fakultas Kedokteran & Lembaga Pendidikan Djasmani, Jakarta
  2. Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Jakarta
  3. Fakultas Sastra dan Filsafat, Jakarta
  4. Fakultas Ekonomi, Jakarta
  5. FakultasPertanian, Bogor
  6. Fakultas Kedokteran Hewan, Bogor
  7. Fakultas Ilmu Penget. Teknik & Lembaga Pend Guru Menggambar, Bandung
  8. Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Bandung
1959-1963
Universitas Indonesia
  1. Fakultas Kedokteran, Jakarta
  2. Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Jakarta
  3. Fakultas Sastra, Jakarta
  4. Fakultas Ekonomi, Jakarta
  5. Fakultas Psikologi, Jakarta
  6. Fakultas Kedokteran Gigi, Jakarta
  7. Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Jakarta
  8. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jakarta
  9. Fakultas Pertanian, Bogor
  10. Fakultas Kedokteran Hewan, Bogor
1963-1987
Universitas Indonesia
  1. Fakultas Kedokteran, Jakarta
  2. Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Jakarta
  3. Fakultas Sastra, Jakarta
  4. Fakultas Ekonomi, Jakarta
  5. Fakultas Psikologi, Jakarta
  6. Fakultas Kedokteran Gigi, Jakarta
  7. Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Jakarta
  8. Fakultas Teknik, Jakarta
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Jakarta
  10. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jakarta
  11. Fakultas Non Gelar Ekonomi, Jakarta
  12. Fakultas Non Gelar Teknologi, Jakarta 13. Fakultas Pascasarjana, Jakarta
1987-2007
Universitas Indonesia
  1. Fakultas Kedokteran, Kampus Salemba - Jakarta
  2. Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Kampus Depok
  3. Fakultas Sastra, Kampus Depok
  4. Fakultas Ekonomi, Kampus Depok
  5. Fakultas Psikologi, Kampus Depok
  6. Fakultas Kedokteran Gigi, Kampus Salemba - Jakarta
  7. Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Kampus Depok
  8. Fakultas Teknik, Kampus Depok
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Kampus Depok
  10. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kampus Depok
  11. Fakultas Ilmu Komputer, Kampus Depok
  12. Fakultas Ilmu Keperawatan, Kampus Depok
  13. Fakultas Pascasarjana, Kampus Salemba - Jakarta
2007-2011
Universitas Indonesia
  1. Fakultas Kedokteran, Kampus Salemba - Jakarta
  2. Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Kampus Depok
  3. Fakultas Sastra, Kampus Depok
  4. Fakultas Ekonomi, Kampus Depok
  5. Fakultas Psikologi, Kampus Depok
  6. Fakultas Kedokteran Gigi, Kampus Salemba - Jakarta
  7. Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Kampus Depok
  8. Fakultas Teknik, Kampus Depok
  9. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Kampus Depok
  10. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kampus Depok
  11. Fakultas Ilmu Komputer, Kampus Depok
  12. Fakultas Ilmu Keperawatan, Kampus Depok
  13. Fakultas Pascasarjana, Kampus Salemba - Jakarta
  14. Program Pendidikan Vokasi, Kampus Depok 
sumber : www.ui.ac.id

read more
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Welcome-Thank's to Visit