Banyak pasangan menghindari pertengkaran dalam kisah cintanya. Mereka
mencari kedamaian untuk mencapai kestabilan dalam sebuah hubungan. Takut
akan konflik, mereka berusaha untuk jauh-jauh dari hal itu. Apakah Anda
termasuk salah satu pasangan yang seperti itu?
Jika ya, maka Anda harus mempertimbangkan pernyataan dari Jane Greer, Ph.D, pengarang buku What About Me? Stop Selfishness From Ruining Your Relationship. Menurutnya, sebuah pertengkaran dalam hubungan memang bisa didefinsikan sebagai sebuah sinyal buruk.
Namun, ia juga bisa menjadi sebuah hal yang menyehatkan dan membangun ikatan dalam hubungan Anda dan pasangan. Mengapa bisa demikian? Inilah tiga alasannya.
Pertengkaran bisa membersihkan emosi negatif. Kekesalan yang terpendam di diri Anda dan pasangan, dapat tersalurkan dalam pertengkaran. Kendati sebuah pertengkaran memang tidak mengenakkan, namun setelah bertengkar biasanya Anda dan pasangan bisa merasa lega.
Pasalnya, segala unek-unek di hati masing-masing telah diutarakan melalui pertengkaran. Menurut Greer, bertengkar merupakan sebuah langkah produktif karena emosi negatif akan dibersihkan dengan meluapkan semua yang terpendam.
Hal ini lah yang akan menghindari Anda dan pasangan dari konflik dan kebencian di antara hati masing-masing.
Membuka Pikiran Anda terhadap Perspektif Pasangan. Poin terpenting ketika Anda dan pasangan menghadapi pertengkaran ialah Anda bisa menjadi lebih terbuka. Secara tidak langsung, mau tidak mau Anda akan menjadikan pendapat pasangan sebagai sebuah pertimbangan.
Dengan begitu, Anda akan mulai belajar menerima perspektif orang lain dan mengutamakan komunikasi di masa mendatang.
Pertengkaran Melatih Anda Berkompromi. Selain membuka pikiran Anda, melalui sebuah pertengkaran Anda bisa lebih paham arti dari hubungan. Anda akan lebih menghargai pasangan dibandingkan menghargai ego dan pendapat sendiri.
Hal itu berarti, Anda mulai terlatih untuk dapat berkompromi. Segala argumen yang dikemukakan pasangan Anda, akan membuat Anda menjadi cermat mendeteksi jalan tengah yang terbaik untuk mengatasi permasalahan yang muncul.
Jika ya, maka Anda harus mempertimbangkan pernyataan dari Jane Greer, Ph.D, pengarang buku What About Me? Stop Selfishness From Ruining Your Relationship. Menurutnya, sebuah pertengkaran dalam hubungan memang bisa didefinsikan sebagai sebuah sinyal buruk.
Namun, ia juga bisa menjadi sebuah hal yang menyehatkan dan membangun ikatan dalam hubungan Anda dan pasangan. Mengapa bisa demikian? Inilah tiga alasannya.
Pertengkaran bisa membersihkan emosi negatif. Kekesalan yang terpendam di diri Anda dan pasangan, dapat tersalurkan dalam pertengkaran. Kendati sebuah pertengkaran memang tidak mengenakkan, namun setelah bertengkar biasanya Anda dan pasangan bisa merasa lega.
Pasalnya, segala unek-unek di hati masing-masing telah diutarakan melalui pertengkaran. Menurut Greer, bertengkar merupakan sebuah langkah produktif karena emosi negatif akan dibersihkan dengan meluapkan semua yang terpendam.
Hal ini lah yang akan menghindari Anda dan pasangan dari konflik dan kebencian di antara hati masing-masing.
Membuka Pikiran Anda terhadap Perspektif Pasangan. Poin terpenting ketika Anda dan pasangan menghadapi pertengkaran ialah Anda bisa menjadi lebih terbuka. Secara tidak langsung, mau tidak mau Anda akan menjadikan pendapat pasangan sebagai sebuah pertimbangan.
Dengan begitu, Anda akan mulai belajar menerima perspektif orang lain dan mengutamakan komunikasi di masa mendatang.
Pertengkaran Melatih Anda Berkompromi. Selain membuka pikiran Anda, melalui sebuah pertengkaran Anda bisa lebih paham arti dari hubungan. Anda akan lebih menghargai pasangan dibandingkan menghargai ego dan pendapat sendiri.
Hal itu berarti, Anda mulai terlatih untuk dapat berkompromi. Segala argumen yang dikemukakan pasangan Anda, akan membuat Anda menjadi cermat mendeteksi jalan tengah yang terbaik untuk mengatasi permasalahan yang muncul.